REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Seorang juru bicara pemerintah Jerman pada Rabu menolak untuk mengutuk pembunuhan anak-anak Palestina oleh pasukan Israel di Gaza di tengah meningkatnya jumlah korban tewas dari warga Palestina.
“Di hari seperti hari ini, sikap kami sangat jelas. Serangan teroris terhadap Israel harus dihentikan agar lebih banyak orang tidak mati,” kata Steffen Seibert saat ditanya apakah dia akan mengutuk pembunuhan anak-anak Palestina di Gaza oleh jet tempur Israel pada konferensi pers di Berlin.
Ketika didesak mengapa begitu sulit untuk begitu saja mengutuk pembunuhan anak-anak Palestina, Seibert menjawab, "Saya tidak punya apa-apa untuk ditambahkan pada apa yang saya katakan."
Sementara itu, wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Christofer Burger menimbulkan kehebohan pada konferensi pers ketika dia mengatakan Palestina tidak memiliki hak untuk membela diri karena hukum internasional memberikan hak kepada negara berdaulat dan Palestina bukanlah sebuah negara.
“Saya rasa ini bukan kesempatan yang tepat untuk diskusi fundamental tentang hukum internasional. Dalam hukum internasional, hak bela diri berlaku bagi negara yang menjadi korban serangan bersenjata,” imbuh dia.
Burger menegaskan Israel memang memiliki "hak untuk mempertahankan diri dari serangan roket yang sedang berlangsung sebagai bagian dari pertahanan dirinya."
Israel menghadapi kritik internasional karena serangan udara yang disengaja terhadap bangunan permukiman yang melanggar hukum internasional, tetapi Burger mengklaim "tidak ada bukti" yang melanggar hukum atas itu.
Jerman menjadi sekutu setia dan pendukung Israel, dan Berlin berulang kali mengutuk Hamas karena meluncurkan serangan roket ke Israel.