REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, akan terus menyerang Jalur Gaza. Serangan itu, bahkan dalam bentuk yang tak terbayangkan.
"Kami akan lakukan serangan kepada mereka yang bahkan tak terbayangkan," kata Netanyahu dikutip the Guardian, Rabu (12/5). "Militer Israel bisa gunakan kekuatan yang terus meningkat'," katanya menambahkan.
Saat berita ini ditulis, Kamis (13/5), laman Aljazirah menyebutkan serangan Israel telah menewaskan sekurangnya 65 warga Gaza tewas termasuk 17 anak-anak. Sekurangnya 365 orang lainnya cedera.
Netanyahu mengklaim telah menewaskan sejumlah petinggi Hamas. Hal ini dikonfirmasi sayap bersenjata Hamas, Brigade al Qassam. Salah satu yang gugur adalah komandan Bassem Issa.
Namun, serangan Israel itu memperkuat tekad Hamas untuk meluncurkan roketnya ke arah Israel. Pada Rabu siang, sirine tanda serangan datang terdengar nyaris setiap lima menit sekali di Ashdod, wilayah Israel yang terdekat dengan Gaza.
Sementara Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan, tak akan menghentikan serangan sampai Gaza benar-benar senyap. Sepanjang Rabu, serangan udara Israel menanggapi roket-roket yang diluncurkan dari Gaza.
Mesir dilaporkan sedang mengupayakan mediasi untuk mengakhiri eskalasi Israel dan Palestina. Namun, Gantz mengatakan, "Israel tak siap gencatan senjata. Saat ini tak ada perkiraan kapan serangan berakhir. Hanya jika senyap telah tercapai, maka barulah kita bisa bicara soal masa tenang."
"Kami tak akan mendengarkan khutbah moralitas yang berlawanan dengan kewajiban kami melindungi warga Israel," kata Gantz.