REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Amerika Serikat (AS) menarik 120 personil militernya yang berada di Tel Aviv, Israel, pada Kamis (13/5) waktu setempat. Penarikan tentara, dan sejumlah kalangan sipil warga negera Paman Sam itu setelah mempertimbangkan kondisi keamanan, dan meningginya eskalasi serangan kelompok pejuang Hamas dari Jalur Gaza, Palestina yang menyasar ke sejumlah wilayah di Israel.
Departemen Pertahanan AS memerintahkan agar ratusan personil militernya itu, diterbangkan kembali ke Pangkalan Udara AS Ramstein yang berada di Jerman. Keberadaan personil militer AS di Tel Aviv, sebetulnya direncanakan untuk melakukan latihan tentara gabungan dengan Israel. Tentara AS itu, baru tiba di Israel, pada Kamis (13/5) waktu setempat, dan berencana mendarat di Bandara Ben Gurion, di Tel Aviv.
Namun, rencana pendaratan itu dialihkan ke Bandara Ramon, karena bandar udara utama yang berada di Israel, menjadi salah satu wilayah sasaran serangan paling masif roket-roket pejuang Hamas dari Gaza. Akan tetapi, pendaratan personil militer AS di Bandara Ramon yang berada di wilayah selatan perbatasan antara Israel, dan Yordania, itu pun tak luput dari hantaman roket-roket pejuang Brigade al-Qassam dari Gaza.
Serangan-serangan roket ke wilayah Israel tersebut, membuat AS memutuskan cepat untuk menerbangkan kembali personilnya ke zona aman. AS mengangkut personilnya ke Benua Eropa, pada saat itu juga dengan pesawat militer C-17.
“Kekerasan yang terus berlanjut (antara Israel dan Palestina), dan kurangnya pilihan menggunakan perjalanan udara komersial, memberikan alasan untuk pergi (meninggalkan Tel Aviv) dengan transportasi militer,” begitu menurut laporan the Independent, yang dikutip, Jumat (14/5) dini hari tadi.
Masih menurut the Independent, selain menarik kembali personil militernya dari zona perang Israel-Palestina, pun AS memastikan pembatalan sejumlah penerbangan maskapai sipilnya ke wilayah tersebut. Dilaporkan, maskapai United Airlines, Delta Air Lines, dan American Airlines membatalkan seluruh perbangan sipil dari AS, menuju Tel Aviv, di Israel.
Sementara itu, eskalasi saling serang antara Tentara Pertahanan Israel (IDF), dan kelompok pejuang Hamas, Brigade al-Qassam masih terus berlanjut. Times of Israel, melaporkan sejak Rabu (12/5), dan Kamis (13/5) waktu setempat, kelompok pejuang Hamas, sudah menerbangkan sebanyak 1.750 roket untuk menyerang ke hampir seluruh wilayah Israel. Sebanyak 300 serangan roket, dikatakan dihalau Iron Dome, sistem pertahanan serangan udara Israel. Serangan roket paling masif, berada di Tel Aviv, dan kota-kota berpenduduk lainnya.
Dari serangan-serangan roket Hamas tersebut, Haaretz melaporkan tujuh warga Israel tewas. Sedangkan serangan udara IDF ke wilayah Jalur Gaza, menelan korban jiwa sebanyak 103 orang, termasuk 27 anak-anak, balita, dan sekitar 580 warga Gaza lainnya mengalami luka-luka akibat bom-bom dari serangan udara.