REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas pertempuran Israel dengan Palestina pada Ahad (16/6). OKI mengutuk keras agresi Israel terhadap rakyat Palestina, terutama mereka yang tinggal di Jalur Gaza.
OKI menyerukan Israel segera menghentikan serangan terhadap warga sipil Palestina. OKI menyebut hal itu melanggar hukum internasional dan resolusi PBB. Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, yang turut berpartisipasi dalam pertemuan OKI mengutuk pelanggaran Israel terhadap hak-hak warga Palestina.
“Penyitaan paksa oleh otoritas pendudukan atas rumah dan tanah warga Yerusalem (Al-Quds) mewakili, seperti yang Anda semua ketahui, suatu bentuk pemindahan paksa, yang ditolak dengan keras serta dikutuk semua hukum internasional, termasuk Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait, khususnya Resolusi No. 2234, yang menegaskan bahwa Yerusalem Timur (Al-Quds) adalah tanah Palestina yang tidak dapat dilanggar,” kata Pangeran Faisal pada awal pertemuan, dikutip laman Al Arabiya.
Dia mengatakan Arab Saudi, sebagai bagian dari OKI, menyerukan komunitas internasional dan badan hak asasi manusia memikul tanggung jawab mereka atas eskalasi berbahaya yang melanggar semua norma dan perjanjian internasional.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan apa yang dipraktikkan Israel saat ini merupakan serangan terhadap orang Arab, Muslim, dan norma internasional. “Rakyat Palestina menjadi sasaran apartheid Israel dan mereka dicabut dari tanah dan hak-haknya,” kata al-Maliki.
Menurut otoritas kesehatan Palestina, hingga Ahad (16/5), serangan Israel telah membunuh sedikitnya 181 warga Gaza, termasuk 29 wanita dan 52 anak-anak. Sementara 1.200 lainnya mengalami luka-luka.
Hamas dan Israel terlibat pertempuran sejak Senin (10/5). Pada Ahad, militer Israel mengatakan, 2.900 roket telah ditembakkan dari Gaza ke Israel sejak awal pekan ini. Sebanyak 10 warga Israel, dua di antaranya anak-anak, tewas akibat serangan tersebut. Israel mengatakan telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 672 target militer di Jalur Gaza.
Eskalasi pertempuran antara Hamas dan Israel di Gaza berkaitan dengan memanasnya situasi di Yerusalem Timur, termasuk di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa. Warga Palestina di sana diketahui menggelar aksi demonstrasi menentang rencana Israel menggusur sejumlah keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah.