Senin 17 May 2021 08:01 WIB

Israel-Palestina Diminta Kembali ke Solusi Dua Negara

Sekjen PBB minta kedua pihak kembali ke negosiasi solusi dua negara akhiri ketegangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Gedung kantor The Associated Press dan media lain di Kota Gaza runtuh setelah dihantam serangan udara Israel pada Sabtu (15/5).
Foto: AP / Hatem Moussa
Gedung kantor The Associated Press dan media lain di Kota Gaza runtuh setelah dihantam serangan udara Israel pada Sabtu (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Ahad (16/5) meminta Israel dan Palestina untuk mengakhiri pertumpahan darah dan kekerasan. Guterres juga meminta kedua pihak kembali kepada negosiasi untuk solusi dua negara.

“Permusuhan saat ini benar-benar mengerikan. Putaran kekerasan terakhir ini hanya melanggengkan siklus kematian, kehancuran dan keputusasaan, dan mendorong lebih jauh ke cakrawala harapan untuk hidup berdampingan dan damai,” kata Guterres dilansir Anadolu Agency.

Baca Juga

Dewan Keamanan PBB telah bertemu untuk ketiga kalinya untuk membahas ketegangan yang meningkat antara Israel dan Palestina, serta serangan udara Israel baru-baru ini di Gaza. Guterres mengatakan PBB terus bernegosiasi dengan semua pihak agar melakukan gencatan senjata.

"Para pemimpin di semua sisi memiliki tanggung jawab untuk mengekang retorika yang menghasut, dan menenangkan ketegangan yang meningkat," kata Guterres.

Guterres memperingatkan konflik tidak hanya menyeret Israel dan Palestina. Konflik tersebut dapat menyeret kedua belah pihak ke dalam lingkaran kekerasan, dengan konsekuensi yang dapat menciptakan bahaya baru bagi seluruh kawasan.

Sebanyak 181 warga Palestina, termasuk 52 anak-anak dan 31 wanita telah gugur sejak Israel memulai serangan di Gaza pada Senin (10/5) lalu. Sementara sebanyak 1.225 lainnya terluka.

Ketegangan meningkat sejak pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur. Hal ini menyebabkan aksi protes dari warga Palestina yang diikuti oleh serangan Israel terhadap warga sipil Palestina.

Ketegangan di Yerusalem Timur telah meluas menjadi bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di sekitar masjid al-Aqsa. Konfrontasi pecah antara warga Palestina dan polisi Israel di beberapa bagian Yerusalem Timur pada Ahad (9/5), termasuk di Sheikh Jarrah dan di luar Kota Tua serta di Haifa, yaitu kota campuran Arab-Yahudi di Israel utara.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu (14/5) malam bahwa pasukan keamanan Israel akan terus melanjutkan operasi serangan. Militer Israel mengatakan Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya telah menembakkan sekitar 2.300 roket dari Gaza sejak Senin. Israel menyebut sekitar 1.000 berhasil dicegat oleh pertahanan rudal dan 380 jatuh ke Jalur Gaza.

Israel telah melancarkan lebih dari 1.000 serangan udara dan artileri ke jalur pantai yang berpenduduk padat. Israel mengatakan serangan itu ditujukan ke Hamas dan sasaran militan lainnya.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel 1967. Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement