REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ribuan demontran turun ke jalan di London, Ahad (16/5), meminta Pemerintah Inggris agar tidak membiarkan kekerasan brutal yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Mereka berbaris di kedutaan Israel sambil berteriak “Bebaskan Palestina.” Aksi ini terjadi setelah pekan kekersan terburuk di Gaza sejak 2014.
Demonstrasi di London diselenggarakan oleh Kampanye Solidaritas Palestina (PSC), Sahabat Al Aqsa, Forum Palestina di Inggris (PFB), Koalisi Setop Perang, Kampanye Pelucutan Senjata Nuklir dan Asosiasi Muslim Inggris. Juru bicara penyelenggara mengatakan penting bahwa pemerintah Inggris segera mengambil tindakan.
Pada Sabtu lalu, serangan udara Israel di sebuah kamp pengungsi Gaza menyebabknya 10 orang meninggal. Pada Ahad, Israel kembali menggempur Gaza, setidaknya 42 orang gugur.
Massa Padati London
Sejak awal, terlihat jelas semangat yang mengalir di antara ribuan orang muncul di pusat kota London. Mereka berangkat dari Hyde Park menuju kedutaan Israel di Kensington. Sesekali asap merah atau hijau menyala yang disambut dengan sorak-sorai dan pengibaran bendera Palestina.
Pada dasarnya mereka ingin Israel menghentikan serangan udara agar pemerintah Inggris turun tangan. Namun, saat negosiator Amerika Serikat meminta kedua belah pihak untuk menenangkan keadaan, hanya sedikit yang berpikir hal itu akan diselesaikan dalam waktu dekat.
Duta Besar Palestina untuk Inggris, Husam Zumlot mengatakan situasi kali ini berbeda. Rakyat Palestina sudah cukup mengalami penindasan. “Hari ini kami sudah cukup terlibat dalam kekerasan ini. Terima kasih telah mendukung kami,” kata Zumlot.
Mantan Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn dan Mantan Sekretaris Rumah Bayangan Diane Abbott juga berbicara pada demonstran yang berkumpul di luar kedutaan. “Kita harus ingat kita adalah bagian dari gerakan internasional. Ini adalah gerakan keadilan sedunia. Tanah Palestina dirampas dan rakyatnya dibunuh di rumah mereka. Ini semua ilegal,” ujar dia.
Sementara itu, akun Twitter kedutaan Israel di Inggris mengunggah sebuah cicitan. “Hamas tidak peduli tentang kehidupan orang Palestina. Mereka dalam upaya putus asa untuk meneror dan membunuh orang Israel,” tulis mereka.
Dalam wawancara dengan BBC, mantan Duta Besar Israel untuk Inggris, Mark Regev membela tindakan Israel di Gaza. Dia tidak ingin melihat banyak warga sipil yang menjadi korban, terutama anak-anak dan wanita Israel atau Palestina. Namun, Hamas kata dia tidak punya hak untuk hidup.
"Kami ingin keluar dari konflik ini dengan pemahaman yang jelas dan memiliki periode tenang yang berkelanjutan. Yang pada akhirnya baik untuk Israel dan penduduk Gaza,” ucap doa.
Juru Bicara Kantor Luar Negeri mengatakan kekerasan yang sedang berlangsung sangat memprihatinkan dan harus diakhiri. “Tidak pernah ada pembenaran untuk menargetkan warga sipil yang tidak bersalah. Kedua belah pihak perlu menurunkan ketegangan dan menawarkan harapan kepada rakyat mereka yang hanya dapat dicapai melalui dialog politik,” kata dia.