REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Palestina dilakukan dengan segera. Ia meminta agar kedua belah pihak yang berkonflik untuk menghentikan permusuhan, menggarisbawahi korban sipil yang terus meningkat akibat serangan, secara khusus di Jalur Gaza.
Meski demikian, Biden tidak menyerukan penghentian segera serangan udara Israel yang telah membuat ratusan warga Palestina kehilangan nyawa. Biden juga tak mengecam apa yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina.
Ia justru menegaskan dukungannya untuk hak Israel dalam mempertahankan diri dari serangan roket yang diluncurkan oleh pejuang Hamas di Jalur Gaza.
“Biden mendorong Israel melakukan segala upaya untuk memastikan perlindungan warga sipil yang tidak bersalah,” ujar pernyataan Biden dałam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti dilansir The Guardian, Selasa (18/5).
Biden bersama Netanyahu dilaporkan membahas kemajuan dalam operasi militer Israel di jalur Gaza, yang disebut ditargetkan kepada Hamas. Presiden yang resmi menjabat sebagai pemimpin AS pada 20 Januari lalu ini juga menyatakan dukungan untuk dilakukannya gencatan senjata, serta keterlibatan dengan Mesir dan negara mitra lainnya dalam mencapai tujuan ini.
Meski demikian, laporan Israel yang mengutip pejabat militer negara itu menunjukkan pasukan ingin melajutkan serangan selama satu atau dua hari ke depan sebelum mundur. Netanyahu mengatakan kepada pejabat keamanan Israel pada Senin (17/5) malam bahwa Israel akan terus menyerang target ‘teror’ di Gaza selama yang diperlukan untuk mengembalikan ketenangan dan keamanan kepada semua warga Israel.