Rabu 19 May 2021 05:48 WIB

Mengapa Muncul PLO, Fatah, Hingga Hamas di Palestina?

Faksi-faksi perjuangan kemerdekaan muncul di Palestina

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Faksi-faksi perjuangan kemerdekaan muncul di Palestina. Birgade Al Qassam, sayap militer Hamas
Foto:

PLO

Palestine Liberation Organization (PLO) dideklarasikan pada 2 Juni berikutnya. Baum garten menyebut, sejak saat itu popularitas al-Harakiyyin terancam. Apalagi, Nasser sendiri menilai al-Harakiyyin tidak kuat secara politik. Alih-alih merang kulnya, Nasser lebih mendukung PLO yang saat itu juga mengusung nasionalisme pan-Arab.

Sayang, persatuan Arab yang digalang Nasser menemui kendala. Pada 1967, koalisi militer Arab yang dipimpin Mesir kalah dalam Perang Enam Hari melawan Israel. Zionis berhasil memperluas wilayah jajahannya dengan mencaplok Gaza, Semenanjung Sinai, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan.

Baumgarten menyimpulkan, kekalahan ini menandakan senjakala ideologi Pan- Arab. Semboyan yang kini berlaku bukan lagi Kunci kemerdekaan Palestina adalah persatuan Arab, melainkan sebaliknya, Kunci persatuan Arab adalah kemerdekaan Palestina.

Perjuangan membebaskan Palestina kemudian menitikberatkan pada inisatif negara itu sendiri, bukan lagi aliansi Arab. Keterpurukan Arab dalam Perang Enam Hari menandakan babak baru PLO. Inilah fase kedua pergerakan nasional Palestina.

 

Fatah 

Representasinya tidak lain Harakat at- Tahrir al-Filasthini (Fatah, disingkat dari kiri-kanan). Yasser Arafat (1929-2004) menjadi pemimpin faksi mayoritas di PLO tersebut. Fatah berdiri sejak 1959 di Kuwait. Dia berusaha merangkul diaspora Palestina, baik kaum akademisi, pekerja di negaranegara Teluk Persia, maupun aktivis keturunan pengungsi di Gaza.

Awalnya, Fatah memprioritaskan caracara gerilya bersenjata. Inspirasinya datang dari gelombang perjuangan dekolonialisasi rupa-rupa bangsa dunia ketiga, semisal Aljazair atau Kuba. Momentum kebangkitan Fatah terjadi melalui pertempuran pada 1968 di Kota Karamah, Yordania. PLO dan Yordania mula-mula berkoalisi melawan Israel. Saat perang ini usai, masing-masing pihak mengklaim kemenangan.

Satu hal yang pasti, yaitu citra Israel kian buruk di level internasional. Adapun bagi Yordania, konfliknya dengan PLO justru semakin kentara. Di dalam negeri Yordania, unsur Palestina itu tidak hanya berhasil merebut simpati penduduk, tetapi juga bertindak seolah-olah negara dalam negara. Pada September 1970, keduanya saling menyerang.

Yordania akhirnya menang sehingga PLO menyingkir ke Lebanon. Organisasi ini lantas terlibat kancah perang saudara yang sedang berkecamuk di sana. Israel dan kelompok-kelompok koalisinya menga lahkan PLO sehingga entitas Palestina ini keluar dari Lebanon Selatan. Sesudahnya, pemerintah pengasingan (government in exile) Palestina terbentuk di Tunisia.

Perubahan yang signifikan terjadi pada 1974. Hal ini dilatari fakta, 18 tahun lamanya Fatah mengandalkan perjuangan bersenjata, tetapi hasilnya jauh dari kesuksesan. Karenanya, Fatah mulai memprio ri taskan jalur politik dan strategi diplomasi. Langkah ini ditanggapi PNC yang kemudian bersidang di Aljazair. Disepakatilah dukungan terhadap solusi dua-negara.

Skema ini bertujuan agar Palestina dan Israel hidup berdampingan sebagai dua negara berdaulat. Batas-batas yang dimaklumi berdasarkan demarkasi pra-1967. Dengan demikian, wilayah Palestina Merdeka akan meliputi Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza.

Bertempat di Aljir, Yasser Arafat membacakan teks Proklamasi Palestina pada 15 November 1988. Yerusalem ditetapkan sebagai ibu kota Palestina. Pada April setahun berikutnya, pria yang selalu tampil dengan keffiyeh khas ini terpilih menjadi presiden pertama negara tersebut. 

Hamas..

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement