Rabu 19 May 2021 10:00 WIB

Bukti Zionis Israel Lebih Rasis dari Nazi dan Reaksi Erdogan

Zionis Israel memberlakukan kebijakan apartheid dan rasis

Rep: Harun Husein/ Red: Nashih Nashrullah
Zionis Israel memberlakukan kebijakan apartheid dan rasis. Tembok pemisah di Yerusalem Timur (ilustrasi)
Foto:

Sasaran diskriminasi

Orang Arab yang kini menjadi penduduk Israel, adalah orang-orang yang memilih tetap tinggal di rumahnya dan tidak mengungsi, saat wilayah itu dicaplok Zionis, berbilang dekade silam. Kebanyakan adalah penganut Islam (70 persen), selebihnya adalah penganut Kristen dari berbagai denominasi, dan Druze.

Sebagian besar orang Arab di wilayah pendudukan Israel tersebut, memiliki hubungan keluarga dengan orang-orang Arab Palestina lainnya di Tepi Barat, Jalur Gaza, maupun di lokasi-lokasi pengungsian di Yordania, Suriah, dan Lebanon.

Orang Arab di Israel ini, menurut laporan New York Times, lebih memilih mengindentifikasi diri mereka sebagai penduduk Palestina di Israel, ketimbang sebagai orang Arab-Israel seperti yang disematkan pemerintah Israel.

Kendati tinggal di dalam wilayah Israel, dan tidak menjadi target peluru sebagai mana saudara-saudaranya di Jalur Gaza dan Tepi Barat, mereka tetap mengalami banyak diskriminasi. Hasilnya, kota-kota yang di tinggali orang-orang Arab, masuk dalam daftar kota-kota termiskin di Israel. 

Dari sepuluh kota termiskin di Israel, delapan di antaranya dihuni mayoritas Arab. Anakanak mereka pun bersekolah di sekolah yang terpisah dari anak-anak Yahudi. Jalan-jalan di Israel pun eksklusif: ada jalan untuk orang Yahudi, ada jalan untuk orang Arab.

Karena jumlah mereka cukup besar, mencapai 20 persen dari total populasi Israel, maka orang-orang Arab tersebut dengan sendirinya memiliki kekuatan politik, dan akhirnya bisa turut duduk di Parlemen Israel (Knesset), melalui partai-partai Arab di Israel.

Tapi, karena sejak lama orang Arab di Israel mendapat perlakuan diskriminatif, partai-partai Arab tersebut tak pernah mau bergabung dalam koalisi peme rin tah an Israel. Mereka selalu menjadi oposisi.

Dan, kini, setelah disahkannya UU Negara Bangsa Orang Yahudi, hak-hak orang Arab yang jumlahnya seperlima dari populasi Israel itu, dengan sendirinya dicerabut. Karena, alih-alih mengakui hak orang Arab yang telah lama tinggal di sana, UU itu menyatakan Israel adalah milik eksklusif Yahudi. 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement