REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di China menuding China Central Television (CCTV) melakukan anti-Semitisme terang-terangan. Hal itu sehubungan dengan siaran CCTV terkait pertempuran yang tengah berlangsung di Jalur Gaza.
“Kami berharap bahwa masa teori konspirasi 'Yahudi mengendalikan dunia' telah berakhir, sayangnya anti-Semitisme telah menunjukkan wajah buruknya lagi. Kami terkejut melihat anti-Semitisme yang terang-terangan diekspresikan di outlet media resmi China,” kata Kedubes Israel lewat akun Twitter resminya, Rabu (19/5).
Juru bicara Kedubes Israel Erez Volovelsky mengungkapkan sejauh ini CCTV belum memberi tanggapan apa pun. Pada Selasa (18/5), pembawa acara CCTV Zheng Junfeng mempertanyakan apakah dukungan Amerika Serikat (AS) untuk Israel didasarkan pada nilai-nilai demokrasi bersama.
"Beberapa orang percaya kebijakan pro-Israel AS dapat dilacak pada pengaruh orang-orang Yahudi kaya di AS dan lobi Yahudi di pembuat kebijakan luar negeri AS,” katanya.
Zheng menyebut orang-orang Yahudi mendominasi sektor keuangan dan internet. “Jadi, apakah mereka memiliki lobi kuat yang dikatakan beberapa orang? Bisa jadi,” ujarnya.
Dia kemudian menuduh AS menggunakan Israel sebagai “tempat berpijak” di Timur Tengah. Washington memanfaatkan Tel Aviv sebagai wakil dalam kampanyenya untuk mengalahkan pan-Arabisme.