Kamis 20 May 2021 07:10 WIB

UNRWA Minta Israel Buka Akses Bantuan ke Gaza

UNRWA mengatakan mereka tidak mendapatkan izin untuk masuk ke Gaza

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Warga Palestina menggunakan kapal tanker air untuk mencoba memadamkan api di pabrik cat setelah dilanda serangan udara Israel, di Rafah, Jalur Gaza, Selasa, 18 Mei 2021.
Foto: AP/Yousef Masoud
Warga Palestina menggunakan kapal tanker air untuk mencoba memadamkan api di pabrik cat setelah dilanda serangan udara Israel, di Rafah, Jalur Gaza, Selasa, 18 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Badan pengungsi PBB UNRWA pada Rabu (19/5) meminta Israel untuk mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan relawan ke Jalur Gaza. Dalam sebuah pernyataan, UNRWA mengatakan mereka tidak mendapatkan izin untuk masuk ke Gaza dan memasok bantuan kemanusiaan yang sangat penting.

UNRWA menyebut sejak konflik meletus pada pekan lalu, Gaza membutuhkan pasokan bantuan kemanusiaan yang sangat penting. Terutama bantuan kepada orang-orang yang sangat rentan seperti wanita hamil, anak-anak, penyandang disabilitas dan kondisi medis serius, serta orang lanjut usia. UNRWA juga menggarisbawahi pihak-pihak yang berkonflik harus memperhatikam pentingnya menghormati hukum humaniter internasional.

Baca Juga

“Hal ini untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil secara cepat dan tanpa hambatan, dan untuk menghormati dan melindungi hak mereka atas tingkat hak asasi manusia yang esensial seperti makanan, perawatan kesehatan primer, dan tempat tinggal serta perumahan dasar," ujar pernyataan UNRWA dilansir Anadolu Agency, Kamis (20/5).

UNRWA juga menekankan kewajiban penguasa pendudukan untuk memastikan makanan dan persediaan medis bagi penduduk sipil seperti yang tertuang dalam Konvensi Jenewa Keempat. Direktur Komunikasi Strategis UNRWA Tamara Alrifai menyerukan gencatan senjata yang mendesak agar bantuan kemanusiaan dapat segera didistribusikan.

“Itu tidak bisa menunggu. Setiap hari tanpa gencatan senjata adalah hari dengan lebih banyak nyawa hilang, lebih banyak rumah dan mata pencaharian hancur. Ini tidak bisa diterima," ujar Alrifai.

Kementerian Kesehatan mengatakan setidaknya 221 warga Palestina telah gugur, termasuk 63 anak-anak dan 36 wanita. Sementara 1.530 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 10 Mei. Di sisi lain 12 orang Israel juga tewas dalam tembakan roket oleh kelompok Hamas dari Jalur Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement