REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Aksi kecaman terhadap Zionis Israel di seluruh dunia, dinilai membuat mereka tidak punya pilihan selain menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Namun Pemerintah Zionis Israel dilaporkan masih terus menolak imbauan gencatan senjata serta menolak menghentikan serangan ke Jalur Gaza.
Hal itu diungkap Associated Press mengutip pejabat tinggi di Pemerintah Amerika Serikat (AS). Pejabat itu mengeklaim, Presiden AS Joe Biden dan sejumlah pejabat sudah meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sepanjang Senin (17/5) hingga Selasa (18/5) untuk menghentikan serangan.
"Pejabat tinggi itu menggarisbawahi bahwa waktu tak berpihak pada Israel sehubungan penolakan internasional terkait sembilan hari serangan Israel dan roket Hamas," tulis laporan yang dilansir pada Rabu (19/5) itu. Presiden AS Joe Biden juga disebut mulai tertekan oleh kritik dari dalam negeri soal dukungan AS yang dinilai memungkinkan serangan Israel terus berlanjut.
Sejauh ini, sedikitnya 221 warga Jalur Gaza telah gugur karena bom-bom yang dijatuhkan Israel sejak Senin (10/5). Di antara korban terdapat 61 anak-anak dan 38 perempuan. Pada Rabu (19/5), empat warga Gaza kembali gugur, salah satunya merupakan jurnalis.
Di Tepi Barat, aksi menentang Israel ditingkahi tembakan pasukan Israel dan menyebabkan empat orang gugur, kemarin. Roket-roket Hamas juga telah mene waskan 12 orang di Israel. Korban teranyar adalah dua warga negara Thailand.
Kekerasan oleh militer Israel yang menimbulkan jauh lebih banyak korban mendapatkan kecaman hampir seragam dari warga dunia. Aksi-aksi menentang kekerasan Israel dan membela Palestina digelar setiap hari di berbagai wilayah dunia sejak serangan terkini ke Jalur Gaza dilancarkan.