REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pejabat senior Hamas memprediksi gencatan senjata akan tercapai beberapa hari lagi. Tetapi Israel dan kelompok milisi di Gaza masih melancarkan serangan lintas batas dalam pertempuran yang memasuki hari ke-11.
Pesawat-pesawat tempur Israel kembali menggelar serangan udara dan kelompok Palestina menembakan lebih banyak roket. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sudah meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk 'menurunkan ketegangan' sebagai langkah menuju gencatan senjata.
Sumber dari pasukan keamanan Mesir mengatakan kedua belah pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata."Saya pikir upaya yang sedang berjalan mengenai gencatan senjata akan sukses," kata pejabat politik Hamas Moussa Abu Marzouki pada stasiun televisi Lebanon, al-Mayadeen TV, Kamis (20/5).
"Saya memperkirakan gencatan senjata akan diraih satu atau dua hari ke depan, dan gencatan senjata akan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak," tambahnya.
Stasiun televisi Aljazirah melaporkan Utusan Khusus PBB untuk perdamaian di Timur Tengah Tor Wennesland bertemu dengan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar. Tetapi pertempuran antara Hamas dan Israel masih terus berlangsung.
Pada tengah malam Kamis, Israel menggelar puluhan serangan udara ke Gaza. Dua serangan mereka menghancurkan dua rumah di selatan daerah tersebut. Petugas medis mengatakan empat orang terluka dalam serangan udara di Kota Khan Younis di selatan Gaza.
Militer Israel mengatakan serangan udara Kamis dini hari mengincar apa yang mereka sebut sebagai 'unit gudang senjata' yang berlokasi di Kota Gaza, markas Hamas. Mereka menambahkan serangan kedua menghantam 'infrastruktur militer yang berlokasi di perumahan' komandan Hamas termasuk di Khan Younis.