REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Serangan udara Israel telah menghantam kantor Masyarakat Bulan Sabit Merah Qatar (QRCS) di Gaza. Serangan itu menggugurkan dua warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
"Bulan Sabit Merah Qatar mengutuk penargetan markas besarnya di Gaza, (dan) menegaskan kembali kebutuhan untuk mengizinkan tim kami bekerja sesuai dengan hukum humaniter internasional," ujar pernyataan QRCS dilansir Middle East Monitor, Kamis (20/5).
Sebelumnya Israel menghancurkan kantor Associated Press dan Aljazirah yang terletak di Gedung al-Jalaa di kota Gaza pada Sabtu (15/5). Pemilik gedung sebelumnya telah menerima peringatan tentang serangan sehingga dapat mengevakuasi penghuni gedung.
Militer Israel mengatakan jet tempur milik mereka telah menghantam gedung bertingkat yang berisi aset militer milik kantor intelijen kelompok Hamas. Militer Israel telah memberikan peringatan dini kepada warga sipil di dalam gedung sehingga memungkinkan mereka untuk keluar.
Presiden dan CEO AP Gary Pruitt mengatakan puluhan jurnalis AP dan pekerja lepas berada di gedung itu. Mereka telah dievakuasi tepat waktu.
"Kami terkejut bahwa militer Israel akan menargetkan dan menghancurkan gedung yang menampung biro AP dan organisasi berita lainnya di Gaza. Dunia akan tahu lebih sedikit tentang apa yang terjadi di Gaza karena apa yang terjadi hari ini," ujar Pruitt.
Penjabat Direktur Jenderal Jaringan Media Aljazirah Mostefa Souag menyebut Israel telah melakukan serangan "biadab". Dia menyebut Israel harus dimintai pertanggungjawaban atas serangan tersebut.
"Tujuan dari kejahatan keji ini adalah untuk membungkam media dan menyembunyikan pembantaian serta penderitaan rakyat Gaza yang tak terhitung jumlahnya," kata Souag dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara militer Israel Jonathan Conricus menyebut gedung itu sebagai sasaran militer yang sah. Dia mengatakan gedung itu dihuni oleh intelijen militer Hamas. Conricus menambahkan Hamas mungkin telah memperhitungkan bahwa dengan menempatkan aset di dalam gedung yang sama dengan kantor media, maka mereka akan aman dari serangan Israel.