Unjuk rasa juga dilakukan di kota-kota Eropa lainnya, seperti di Warsawa, Polandia; Berlin di Jerman; Milan, Italia; Madrid, Spanyol; Oslo, Norwegia; Amsterdam, Belanda; Siprus; Luksemburg; Istanbul Turki, dan lainnya. Pada Senin (17/5), ribuan orang berpartisipasi mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan mendukung rakyat Palestina di Toronto, Kanada. Aksi juga sebelumnya digelar di Afrika Selatan dan Kenya serta Selandia Baru dan Australia.
Di antara para pengunjuk rasa sebagian bahkan menentang larangan berkumpul dan harus berhadap-hadapan dengan polisi demi menyuarakan pembelaan untuk Palestina. Di antaranya di Paris, Prancis, dan di Kashmir bagian India di mana 20 pengunjuk rasa ditangkap.
Di negara-negara mayoritas Muslim, aksi digelar di Kenya, Nigeria, Tunisia, Maroko, Mesir di Afrika; Yordania, Qatar, Irak, Iran, Lebanon di Timur Tengah; hingga Pakistan di Asia Selatan. Di Asia Tenggara, netizen Indonesia dan Malaysia yang kerap berseteru kini bersatu membombardir media sosial dengan pesan-pesan pro Palestina.
Sejauh ini Dewan Keamanan PBB tak kunjung menerbitkan resolusi terkait kekerasan di Palestina karena masih dihalangi hak veto Amerika Serikat. Sementara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) berencana membawa resolusi ke Rapat Umum PBB.
Kendati demikian, media Israel Haaretz mengungkapkan bahwa diplomat-diplomat di Israel mulai gerah dengan ramainya kecaman. Mereka meyakini, dukungan internasional dari sejumlah negara sekutu juga mendekati akhir. Pada akhirnya, tekanan itu setidaknya akan memaksa Israel melakukan gencatan senjata. n ed: fitriyan zamzami