REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Sekelompok aktivis Yahudi menggunakan tagar #IsraelisAgainstApartheid untuk mengutuk tindakan pemerintah Israel dalam serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Mereka juga pembersihan etnis di Tepi Barat dan wilayah pendudukan Yerusalem.
Dilansir Middle East Monitor, Jumat (21/5), kelompok aktivis Yahudi menyampaikan surat terbuka kepada komunitas internasional, yang ditandatangani oleh 400 orang. Dalam surat itu, kelompok aktivis Yahudi menggambarkan Israel sebagai rezim supremasi Yahudi.
Melalui surat terbuka itu, para aktivis Yahudi mendesak komunitas internasional untuk segera membela Palestina. Komunitas internasional diharapkan dapat membela Palestina di wilayah pendudukan, dan di seluruh wilayah Palestina yang bersejarah.
"Kami percaya bahwa Zionisme adalah prinsip pemerintahan yang tidak etis, yang secara inheren mengarah pada rezim Apartheid rasis yang telah melakukan kejahatan perang, dan menolak hak asasi manusia dari Palestina selama lebih dari tujuh dekade," ujar isi dari surat terbuka itu.
Hamas mulai menembakkan roket ke Israel pada 10 Mei, sebagai pembalasan atas tindakan Israel yang merampas hak warga Palestina untuk beribadah di Masjid Al Aqsa selama Ramadhan. Selain itu, Israel juga telah megusir paksa warga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah.
Sejak saat itu, Hamas dan Israel saling melakukan serangan dengan intensitas tinggi. Sekitar 4.000 roket telah ditembakkan dari Gaza sejak 10 Mei. Sebagian besar dari tembakan roket itu telah dicegat pertahanan rudal Israel. Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.
Hampir 450 bangunan di Gaza yang berpenduduk padat telah hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit dan sembilan pusat kesehatan perawatan primer, dan lebih dari 52 ribu warga Palestina telah mengungsi.
Sedikitnya 21 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki telah tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel. Sementara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 227 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel termasuk 64 anak-anak dan 38 perempuan sejak 10 Mei.