REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel berjalan lebih dari satu dekade. Peperangan antara keduanya bukan hanya sebatas masalah agama, melainkan juga klaim atas wilayah dan hak asasi manusia (HAM).
"Masalah antara Palestina dan Israel bukan sebatas permasalahan agama, di mana Islam dan Kristen memiliki sejarah pentingnya di al-Quds. Namun, setiap pihak memiliki hak untuk bebas dari penindasan dan hidup dengan layak," ujar aktivis asal Palestina, Abeer Z Barakat, dalam webinar bersama Republika.co.id, Sabtu (22/5).
Ia menyebut Palestina adalah tanah yang diduduki di mana Israel melakukan framing dan menyebut warga Palestina sebagai teroris. Abeer menyebut, pihaknya adalah korban yang mencoba membela diri, tetapi malah disebut sebagai seorang teroris.
Luas Gaza saat ini disebut tidak lebih besar dari Jakarta Timur. Sementara, selama 11 hari terakhir saat agresi Israel, dilaporkan mereka menembakkan serangan udara lebih dari 18 ribu kali.