REPUBLIKA.CO.ID, QATAR -- Pemimpin gerakan Hamas Ismail Haniyeh secara terang-terangan mengucapkan terima kasih kepada Iran selama perang 11 hari melawan Israel.
Haniyeh menyebut Iran telah memberikan bantuan senjata perang dan dana dalam mendukung rakyat Palestina melawan agresi Israel.
"Terima kasih kepada Iran atas dana, bantuan teknis, dan persenjataan militer yang telah disediakan untuk kami di Jalur Gaza," kata Haniyeh seperti dikutip Jerusalem Post, Sabtu (22 Mei).
Haniyeh berbicara dari Qatar, negara selama ini dia tinggal. Haniyeh tidak tinggal di Gaza termasuk saat perang 11 hari berlangsung.
Haniyeh juga menyinggung negara-negara Arab yang ikut membantu rakyat Palestina. Ia kembali menegaskan untuk berjuang merebut Yerusalem kembali ke Palestina.
Sikap politik Hamas selama ini dikenal menolak solusi dua negara untuk Palestina dan Israel dengan ibu kota Yerusalem yang dibelah.
Iran memiliki hubungan khusus dengan Palestina terutama pejuang-pejuang Hamas. Sebelumnya, Pemimpin Spiritual Iran Ayatullah Ali Khamenei menyerukan negara-negara Islam untuk membantu senjata kepada Palestina.
"Negara-negara Muslim harus dengan tulus membantu rakyat Palestina dengan bantuan militer, senjata, dan keuangan untuk membangun infrastruktur Gaza," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.
Sikap tegas disampaikan mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Ia khawatir peran Iran yang akan semakin merusak situasi di Timur Tengah.
Pompeo menunjuk pada pernyataan Haniyeh dan Khamenei sebagai alasan mengapa AS tidak boleh mencabut sanksi Iran.
Pemerintahan Joe Biden sedang mencoba untuk memasukkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran.
"Amerika akan memasok Iran dengan bantuan miliaran dolar AS," kata Pompeo di Twitter. "Untuk keamanan Amerika dan Israel, ini berbahaya."
And America is about to supply Iran with billions of dollars in sanctions relief to continue this. For America’s security, and for that of Israel, this is dangerous. https://t.co/MR9XarISDe
— Mike Pompeo (@mikepompeo) May 21, 2021