REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – PBB mengatakan serangan Israel ke Jalur Gaza telah menghancurkan hampir 50 persen jaringan pipa air di wilayah tersebut. Akibatnya, sekitar 800 ribu warga di sana tak memiliki akses ke air bersih.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan pada Sabtu (22/5) mengungkapkan, selain jaringan pipa air, agresi Israel selama 11 hari ke Gaza juga menghancurkan hampir 17 ribu unit perumahan dan komersial. Sebanyak 769 rumah menjadi tak layak huni.
Sebanyak 14.538 unit bangunan mengalami kerusakan ringan. Sekitar 53 fasilitas pendidikan, enam rumah sakit, dan 11 pusat perawatan kesehatan dasar juga rusak akibat serangan Israel. Satu pusat kesehatan rusak parah dan satu rumah sakit tak beroperasi karena kekurangan pasokan listrik.
Saat ini sekolah-sekolah di Gaza ditutup dan mempengaruhi hampir 600 ribu murid. Data-data tersebut diperoleh PBB dari kementerian pekerjaan umum dan perumahan di Gaza.
Dalam pernyataan perdana tentang pertempuran baru di Gaza, Dewan Keamanan PBB menyambut tercapainya gencatan senjata. Mereka menyerukan Israel dan Hamas agar mematuhi kesepakatan tersebut.
Dewan Keamanan PBB pun menekankan pentingnya segera menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi penduduk sipil Palestina. “Khususnya di Gaza,” kata mereka pada Sabtu, dikutip laman Al Arabiya.
Gencatan senjata Hamas-Israel diberlakukan pada Jumat (21/5). Hal itu tercapai setelah pertempuran berlangsung selama 10 hari, yakni sejak 10 Mei. Setidaknya 248 warga Gaza, sekitar 65 di antaranya anak-anak, dilaporkan tewas. Sementara Israel mencatatkan setidaknya 12 korban jiwa akibat serangan roket Hamas.