REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Sebanyak 21 peserta lari maraton di China dilaporkan meninggal setelah cuaca ekstrem melanda wilayah barat laut negara itu. Cuaca ekstrem berdampak pada jalur yang dilalui oleh mereka di area dataran tinggi pada Ahad (23/5).
Menurut laporan, cuaca ekstrem yang terjadi berupa hujan es dan angin kencang. Para peserta maraton yang sedang melintasi trek dataran tinggi mengalami ketidaknyamanan fisik akibat suhu yang turun secara tiba-tiba.
Pihak berwenang mengatakan beberapa peserta maraton tidak terlihat saat cuaca ekstrem terjadi pada Sabtu (22/5) sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Saat itu, lomba sedang berlangsung di lokasi wisata Hutan Batu Sungai Kuning di Baiyin, Provinsi Gansu.
Acara lomba olahraga ini kemudian langsung dihentikan. Petugas penyelamat yang kemudian dikerahkan ke lokasi maraton. Tim dilaporkan menemukan 21 orang tewas, termasuk di antaranya lima yang dilaporkan hilang setelah pencarian sepanjang malam yang melibatkan hingga 700 personel.
Wali Kota Baiyin, Zhang Xuchen, meminta maaf atas insiden yang harus dialami para peserta maraton. Ia yang bertanggung jawab sebagai tuan rumah penyelenggara acara menyampaikan duka mendalam kepada seluruh keluarga korban.
“Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang dalam kepada keluarga para korban,” ujar Xuchen dalam konferensi pers pada Ahad (23/5).
Operasi penyelamatan cukup sulit dilakukan karena kondisi cuaca ekstrem masih berlangsung dan area lokasi memiliki topografi rumit. Tercatat ada 172 orang yang mengikuti lomba maraton dan 151 di antaranya dipastikan selamat. Beberapa peserta dirawat karena mengalami luka ringan.