REPUBLIKA.CO.ID, GOMA -- Langit memerah di Kota Goma, Republik Demokratik Kongo (DRC). Gunung Nyiragongo meletus pertama kalinya dalam dua dekade, Sabtu (22/5), waktu setempat. Aliran lava meleleh hingga ke jalanan utama dekat gunung tersebut.
Warga di kota berpenduduk 2 juta ini dilaporkan panik. Namun, tidak ada korban dalam bencana alam ini. Seorang saksi mata menyebutkan, aliran lava sudah membendung salah satu jalan bebas hambatan yang menghubungkan Kota Goma dengan Kota Beni.
Terakhir, Gunung Nyiragongo meletus pada 2002. Saat itu, letusan itu menewaskan ratusan orang warga. Sedangkan aliran lava saat itu menyelimuti landas pacu bandara terdekat. Lebih dari 100 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Kali ini, warga ketakutan jika insiden tersebut terulang kembali.
"Kami dalam kondisi psikosis total," kata seorang warga, Zacharie Paluku, menggambarkan kondisi mental berat. "Setiap orang ketakutan, orang berlarian. Kami benar-benar tidak tahu apa yang harus kami lakukan," katanya kepada Associated Press.
Dalam kepanikan, banyak warga menyelamatkan diri dengan berjalan kaki. Mereka berupaya mencapai perbatasan dengan Rwanda. Sedangkan bunyi klakson kendaraan mobil dan motor saling bersahutan di tengah suasana panik warga.
Kurangnya informasi dari pihak berwenang dan informasi simpang siur di media sosial meningkatkan kepanikan warga. Seorang warga, Dorcas Mbulayi, merasa kecewa atas penanganan pemerintah, "karena segera tidak menginformasikan kepada kami tentang kemungkinan gunung akan meletus."
Sementara itu Presiden Congo Felix Tshisekedi sedang berada di Eropa saat bencana ini terjadi. Ia dilaporkan pulang ke Kongo pada Ahad, untuk melakukan koordinasi penanganan bencana.