REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, mengatakan negaranya masih mengincar para pemimpin senior Hamas di Jalur Gaza. Sejak Jumat (21/5) lalu, Israel dan Hamas telah menyepakati dan menerapkan gencatan senjata.
Gantz mengungkapkan, dua tokoh pemimpin senior Hamas yang tetap menjadi target pembunuhan Israel adalah kepala sayap politik Hamas di Gaza, Yehya Sinwar, dan komandan sayap militer Hamas Mohammad Deif.
Dia menekankan, Israel akan mengubah kebijakannya terhadap Gaza. Dalam hal ini, Israel bakal membalas semua serangan roket atau balon api yang dilancarkan dari kawasan yang diblokade tersebut.
Gantz pun menyinggung tentang rekonstruksi Jalur Gaza. Menurutnya, proses tersebut bergantung pada pengembalian tentara Israel yang hilang. “Kita harus mengkondisikan pembangunan dan rekonstruksi (di Gaza) tidak hanya dengan ketenangan, tetapi juga pada pemulangan jenazah tentara dan warga sipil yang disandera di Gaza,” katanya saat diwawancara saluran Israeli KAN pada Sabtu (22/5).
Pada April 2016, Hamas mengatakan telah menangkap empat tentara Israel. Identitas mereka tak dipublikasikan. Hanya satu nama terungkap, yakni Oron Shaul, tentara Israel yang hilang sejak serangan Israel 2014 ke Gaza.
Menurut Gantz, setelah pertempuran terbaru di Gaza, ada peluang untuk bergerak maju dengan masalah tentara Israel yang hilang. Sejak 10 Mei lalu, Israel melancarkan agresi ke Gaza. Serangan itu merupakan respons atas peluncuran ribuan roket oleh kelompok perlawanan Palestina di Gaza, termasuk Hamas.
Pada Jumat lalu, kedua belah pihak menyepakati dan menerapkan gencatan senjata. Mesir memainkan peran penting dalam proses mediasi. Selama pertempuran berlangsung, setidaknya 279 warga Palestina, termasuk di dalamnya 69 anak-anak dan 40 wanita, tewas. Lebih dari 1.900 warga Gaza lainnya mengalami luka-luka. Sementara serangan Hamas menewaskan setidaknya 12 warga Israel.