REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin memerintahkan evakuasi warga Rusia dari wilayah Gaza. Putin menginstruksikan Kementerian Luar Negeri Rusia untuk melakukan evakuasi setiap warga negara atau personel yang terperangkap oleh serangan militer Israel di Gaza.
"Mengingat kemerosotan tajam situasi di Jalur Gaza sebagai akibat dari operasi militer angkatan bersenjata Israel, presiden memerintahkan evakuasi warga Federasi Rusia dan warga negara anggota Persemakmuran Negara Merdeka (CIS) yang tinggal di Gaza," kata keputusan presiden dilansir Middle East Monitor, Ahad (23/5).
Sebelumnya polisi Israel terlibat bentrok dengan warga Palestina setelah salat Jumat di kompleks al-Aqsa. Bentrokan tersebut menandakan bahwa Israel telah mengkhianati kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir dan mulai berlaku pada Jumat (21/5) pukul 02.00 waktu setempat.
Gencatan senjata dicapai setelah AS melakukan upaya diplomatik kepada pemimpin Israel. Selama negosiasi, Biden berbicara sebanyak enam kali dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Biden juga berbicara dengan Presiden Mesir Abel Fattah al-Sisi.
Secara tradisional Mesir memainkan peran kunci dalam memadamkan pertempuran Gaza. Mesir memiliki perjanjian perdamaian dan hubungan diplomatik dengan Israel. Mesir juga memelihara kontak dengan Hamas.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kabinet keamanannya telah memilih dengan suara bulat untuk mendukung gencatan senjata Gaza. Mereka menerima timbal balik dan tanpa syarat yang diusulkan oleh Mesir, tetapi menambahkan bahwa waktu pelaksanaan belum disepakati.
TV pemerintah Mesir melaporkan, Presiden al-Sisi telah memerintahkan dua delegasi keamanan ke Israel dan Wilayah Palestina. Delegasi ini dikirim untuk bekerja demi menegakkan gencatan senjata.
Hamas mulai menembakkan roket ke Israel pada 10 Mei, sebagai pembalasan atas tindakan Israel yang merampas hak warga Palestina untuk beribadah di masjid al-Aqsa selama bulan ramadan. Selain itu, Israel juga telah mengusir paksa warga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah.
Sejak saat itu, Hamas dan Israel saling melakukan serangan dengan intensitas tinggi. Sekitar 4.000 roket telah ditembakkan dari Gaza sejak 10 Mei. Sebagian besar dari tembakan roket itu telah dicegat oleh pertahanan rudal Israel. Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.
Hampir 450 bangunan di Gaza yang berpenduduk padat telah hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit, sembilan pusat kesehatan perawatan primer dan kantor media. Sementara lebih dari 52.000 warga Palestina telah mengungsi.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak gugur dan 1.900 orang lainnya terluka dalam serangan udara Israel sejak 10 Mei. Sementara Israel mengatakan serangan roket Hamas telah menewaskan 12 orang dan melukai ratusan orang lainnya.