Selasa 25 May 2021 09:00 WIB

AS Harapkan Penyelidikan Transparan Soal Asal-Usul Covid-19

Jangan ada campur tangan unsur lain atau politisasi dalam penyelidikan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, pada Senin (24/5), mengatakan Amerika Serikat (AS) berharap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dapat melakukan penyelidikan yang lebih transparan terkait asal-usul Covid-19. Hal itu disampaikan setelah Wall Street Journal menerbitkan laporan tentang tiga virolog di Wuhan, Cina, yang mencari perawatan di rumah sakit sebulan sebelum negara tersebut mendeteksi kasus awal Covid-19.

Dalam pernyataannya, Psaki mengatakan, AS tidak dapat mengonfirmasi laporan Wall Street Journal. Dia menyebut dibutuhkan lebih banyak informasi untuk memverifikasi kabar tersebut.

Dalam laporan yang diterbitkan pada Ahad (23/5), Wall Street Journal menyebut tiga peneliti Inistitut Virologi Wuhan mencari perawatan ke rumah sakit pada November 2019, sebulan sebelum Cina mendeteksi kasus awal Covid-19. Informasi itu ia peroleh dengan mengutip laporan intelijen AS yang sebelumnya dirahasiakan.

Menurut Wall Street Journal, informasi tersebut dapat menegaskan seruan penyelidikan lebih luas tentang dugaan apakah virus korona penyebab Covid-19 muncul akibat kebocoroan laboratorium.

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS enggan menanggapi laporan Wall Street Journal. Namun dia mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden masih mempertanyakan tentang fase-fase awal pandemi, termasuk asal-usul Covid-19.

Dia mengatakan, AS sedang bekerja dengan WHO dan negara-negara anggota lainnya untuk mendukung evaluasi berbasis ahli tentang asal-usul pandemi yang bebas dari campur tangan atau politisasi. 

"Kami tidak akan membuat pernyataan yang merugikan studi WHO yang sedang berlangsung ke dalam sumber SARS-CoV-2, tetapi kami sudah jelas bahwa teori yang masuk akal dan secara teknis dapat dipercaya harus dievaluasi secara menyeluruh oleh para ahli internasional," katanya.

Pada Ahad lalu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Cina menegaskan, hasil penyelidikan WHO ke Wuhan pada Februari lalu menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin terjadi. 

"AS terus menggembar-gemborkan teori kebocoran laboratorium. Apakah ia benar-benar peduli tentang melacak sumber atau mencoba mengalihkan perhatian?” kata Kemlu Cina menanggapi permintaan komentar dari Wall Street Journal.

Pada Maret lalu, WHO merilis hasil penyelidikan tentang asal-usul Covid-19 yang dilakukan bersama para ahli dari Cina. Mereka menjelaskan skenario paling mungkin terkait rantai penyebaran adalah virus dibawa kelelawar, kemudian ditularkan ke manusia lewat hewan lain. Tim mengusulkan penelitian lebih lanjut di setiap area, kecuali hipotesis kebocoran laboratorium.

Namun Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta tim yang menyelidiki asal-usul pandemi Covid-19 tetap mendalami kemungkinan kebocoran laboratorium sebagai penyebab menyebarnya virus. 

“Meskipun tim telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang paling kecil kemungkinannya, hal ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut, berpotensi dengan misi tambahan yang melibatkan ahli spesialis, yang siap saya kerahkan,” kata Ghebreyesus pada 30 Maret  lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement