REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD - Presiden Irak Barham Salih mengungkapkan bahwa uang sebanyak USD150 miliar telah diselundupkan ke luar Irak sejak 2003.
"Data statistik dan pemerintah memperkirakan bahwa sejak 2003, pendapatan Irak dari minyak hampir mencapai USD1 triliun," kata Salih dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu.
“Padahal, dana ilegal ini cukup untuk mendanai pembangunan negara," kata dia lagi.
Presiden Irak mengatakan dia mengajukan RUU ke parlemen untuk "memulihkan" dana tersebut dan mengadili mereka yang terlibat dalam skandal korupsi.
Salih kemudian menyalahkan praktik korupsi karena menghambat upaya untuk mencapai kemajuan di Irak.
Menurut indeks Transparency International, Irak, pengekspor minyak terbesar ketiga di dunia, adalah salah satu negara paling korup di dunia, yang sebagian besar pendapatannya hilang karena penyelewengan dan penggelapan.
Irak telah diguncang aksi protes massal sejak Oktober 2019 karena praktik korupsi yang merajalela dan buruknya kondisi kehidupan.
* Ditulis oleh Ibrahim Mukhtar di Ankara