REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Polandia resmi membeli unmanned aerial vehicles (UAV) atau drone Bayraktar TB2 (Tactical Block 2) dari Turki. Hal itu setelah Presiden Polandia Andrzej Duda bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara pada Senin (24/5). Dalam pertemuan itu, ditekan kerja sama pembelian 24 unit drone Bayraktar.
Dilansir dari Daily Sabah, pembelian yang dilakukan Polandia menandai pertama kalinya anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) atau negara anggota Uni Eropa memperoleh drone dari Turki. Dalam konferensi pers bersama, Erdogan memuji drone buatan Turki tersebut.
"Kami adalah salah satu dari tiga, empat negara terbaik di dunia" untuk perangkat kerasnya. Kami sangat senang berbagi pengalaman, kemampuan dan peluang ini dengan sekutu NATO kami," kata Erdogan.
Polandia adalah negeri keempat pembeli dan pengguna Bayraktar TB2, setelah Turki sebelumnya mengekspor ke Ukraina, Qatar, dan Azerbaijan. Drone Turki semakin populer sejak dikerahkan berperang di Suriah, Libya, dan Azerbaijan. Bayraktar terbukti sebagai drone battle proven.
Erdogan menambahkan, jet F-16 Turki akan "segera" dikirim ke Polandia untuk membantu operasi Pemolisian Udara Baltik NATO. Polandia sebelumnya mengerahkan pesawat patroli laut dan misi militer ke Pangkalan Incirlik Turki, yang juga dikunjungi Duda pada Selasa (25/5).
Pada hari yang sama, Duda juga menunu Istanbul untuk mengunjungi Patriarkat Ortodoks Yunani dan Polonezköy. Kawasan itu didirikan oleh para emigran Polandia yang melarikan diri dari pembalasan setelah pemberontakan di negara itu pada 1830.
Presiden Duda pun menggambarkan Turki sebagai "sekutu terkuat" Polandia. Dia yakin, kedua negara dapat menangkis ancaman luar dari dalam kerangka NATO. Duda menambahkan, koleganya Erdogan merespon positif tawaran dialog trilateral dengan Rumania. yang tergabung dalam kelompok keamanan Bucharest Nine.