REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Presiden Argentina Alberto Fernandez mengecam klaim anggota oposisi tentang keterlibatannya dalam kasus suap vaksin Covid-19.
Fernandez mengatakan dia terheran-heran membaca tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai "pencemaran nama baik yang memalukan".
Menurut laporan media lokal, Patricia Bullrich, presiden Partai Propuesta Republicana (Proposal Republik), umumnya dikenal sebagai PRO, menuduh pemerintah menawarkan sejumlah uang kepada perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer, demi mendapatkan kontrak vaksin virus korona.
"Tuduhan itu benar-benar salah dan tidak dapat diterima. Hanya orang-orang yang merumuskannya yang paham maksud tuduhan itu," kata presiden lewat Twitter.
Menurut dia, klaim tersebut berdampak tidak hanya pada dirinya, tetapi juga merusak "kepercayaan publik", khususnya institusi pemerintah.
Fernandez kemudian menginstruksikan pengacaranya untuk memulai tindakan hukum yang sesuai terhadap siapa pun yang berupaya melakukan pencemaran nama baik, karena, menurut dia, praktik seperti itu dalam demokrasi tidak bisa ditoleransi.
Pada Senin, Pfizer juga membantah klaim yang dibuat oleh Bullrich dan menegaskan bahwa mereka "belum menerima permintaan untuk pembayaran apa pun".
Argentina akan mengadakan pemilihan legislatif pada Oktober, sementara gelombang kedua pandemi telah menghantam sistem kesehatannya, sehingga banyak tindakan terkait penanganan Covid-19 yang dipolitisasi di negara itu.
Argentina, dengan populasi lebih dari 45 juta jiwa, telah mencatat lebih dari 3,5 juta kasus Covid-19, termasuk 74.480 kematian dan lebih dari 3,1 juta pasien pulih, menurut data Kementerian Kesehatan.