REPUBLIKA.CO.ID, KABUL— Setidaknya 12 warga sipil, termasuk Mufti Numan, imam masjid, terbunuh dan lebih dari 15 lainnya terluka dalam ledakan Improvised Explosive Device (IED) di Masjid Sharif Haji Bakhshi, Kabul, Afghanistan, Pada Jumat (14/5) lalu.
Tragedi saat Idul Fitri itu diakui dilakukan Kelompok Negara Islam Provinsi Khorasan (ISKP). Mereka menuduh bahwa masjid yang ditargetkan adalah tempat ibadah bagi para sufi kafir.
Sebelumnya, pada Kamis (13/5), dua warga sipil, termasuk seorang anak, tewas dalam ledakan yang dikendalikan dari jarak jauh di kota Sardawra di Provinsi Kunduz, 14 orang lainnya terluka. ISKP mengaku bertanggung jawab atas kejadian tersebut, dengan menegaskan bahwa korban berasal dari komunitas Syiah Hazara.
Juga pada 10 Mei 2021, dua warga sipil tewas dan sembilan lainnya luka-luka dalam ledakan bom di sebuah bus di daerah Pul-e-Matak, Distrik Jabul Saraj, Provinsi Parwan. ISKP mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut dan menyatakan bahwa sebagian besar penumpang bus adalah Syiah.
Pada 8 Mei 2021, mereka melakukan serangan Vehicle-Borne Improvised Explosive Device (VBIED) dan dua serangan roket yang hampir bersamaan di depan Sekolah Sayed Al-Shuhada, yang terletak di daerah yang didominasi Syiah Hazara, di ibu kota Afghanistan, Kabul.
Kejadian ini menewaskan sedikitnya 100 warga sipil, kebanyakan anak-anak, dan melukai 160 lainnya. Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan, Zalmay Khailizad, menyalahkan IS-KP atas insiden tersebut.
Dilansir dari Eurasiarevieuw, dalam rilis pada 4 Mei lalu, Juru Bicara ISKP Sultan Aziz Azzam, telah memperingatkan Pemerintah Afghanistan tentang konsekuensi serius, seperti pembantaian Syiah dan penghancuran infrastruktur ekonomi. Hal ini akan dilakukan jika pemerintah menyerahkan tahanan ISKP Pakistan ke Pakistan.
ISKP mengancam akan mengubah Kabul dan beberapa daerah lain menjadi 'rumah jagal Syiah', jika peringatan mereka diabaikan. Surat itu menekankan bahwa mereka benar-benar kan bertindak. Secara signifikan, dari 407 pejuang asing yang saat ini ditahan di penjara Afghanistan, 299 adalah warga Pakistan.
Kecenderungan menyerang warga sipil dari komunitas agama minoritas sangat terkait dengan ISKP. Laporan Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA), Perlindungan Warga Sipil pada pertengahan 2020 tindakan mereka.
“UNAMA terus mendokumentasikan serangan dari ISKP terhadap agama minoritas di Afghanistan, termasuk komunitas Syiah. Dan populasi Muslim Syiah, yang sebagian besar juga termasuk dalam kelompok etnis Hazara," katanya.