REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken memastikan bantuan rekonstruksi Jalur Gaza segera dilakukan. Menurut Blinken, membangun kembali Jalur Gaza akan menciptakan peluang bagi penduduk Palestina, tetapi akan merugikan Hamas, bukan membantunya.
“Jika kita melakukan ini dengan benar,” kata Blinken, “Rekonstruksi dan bantuan untuk rakyat Gaza, tidak akan memberdayakan Hamas, malah berpotensi merusaknya. Saya mengatakan itu karena Hamas berkembang, sayangnya, dalam keputusasaan, kesengsaraan, karena kurangnya kesempatan."
Pembangunan kembali Gaza, Blinken menjelaskan, tidak hanya menjawab kebutuhan mendesak air dan listrik, tetapi juga harus menawarkan prospek perdamaian sejati, kesempatan, kemajuan, dan peningkatan materi dalam kehidupan masyarakat Gaza.
Blinken mengunjungi Yerusalem untuk mendamaikan Israel-Palestina dan membangun kembali Jalur Gaza. Israel-Palestina terlibat perang terbuka selama 11 hari.
Blinken menegaskan jika AS, PBB, Israel, Otoritas Palestina, dan negara lainnya bekerja untuk tujuan pembangunan Gaza, maka pengaruh Hamas di Gaza akan meredup.
"Kami tahu itu, dan saya pikir Hamas tahu itu," kata Blinken seperti dikutip Jerusalem Post, Selasa (25 Mei 2021, link berita: https://www.jpost.com/israel-news/blinken-antisemitic-attacks-in-us-despicable-must-stop-669095.)
Israel menyatakan, bantuan apa pun ke Gaza harus diawasi dengan ketat untuk memastikan bahwa itu tidak sampai ke Hamas.
Blinken tiba di Israel Selasa pagi dalam perjalanan pertamanya ke wilayah itu sebagai Menteri Luar Negeri, kunjungan yang juga termasuk singgah di Ramallah. Dia akan melanjutkan ke Yordania dan Mesir.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi, keduanya sepakat untuk membentuk kelompok kerja proyek sipil di Yudea dan Samaria.
AS juga meminta Palestina berhenti mengambil tindakan sepihak terhadap Israel di lembaga internasional dan penghentian penghasutan.
Keduanya juga membahas mekanisme penegakan bersama untuk mentransfer bantuan ke Jalur Gaza tanpa mencapai Hamas, dan untuk memastikan bahwa Hamas tidak dapat mempersenjatai diri kembali.