Kamis 27 May 2021 13:44 WIB

Kematian Napoleon Bonaparte Sebab Sakit atau Diracun?

Muncul sejumlah dugaan terkait penyebab kematian Napoleon Bonaparte

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Muncul sejumlah dugaan terkait penyebab kematian Napoleon Bonaparte. Napoleon, ilustrasi

Pengasingan di Saint Helena adalah takdir yang lebih buruk daripada kematian bagi Napoleon Bonaparte. Dia pernah berkata selama tinggal di pulau terpencil itu, "Kematian itu tidak penting, tetapi hidup dalam kekalahan dan tenggelam berarti mati setiap hari."

Mantan kaisar tidak memiliki orang untuk diperintahnya. Komandan militer yang hebat itu tidak memiliki pertempuran lagi untuk dimenangkan. Sebaliknya, Napoleon hanya mencoba mengisi waktunya dengan berbagai urusan sebanyak mungkin. Dia dulu bekerja di hortikultura, membaca buku, dan menulis buku hariannya.

Kehebatan militer Napoleon masih kalah dengan kejenuhan berada di Saint Helena. Akibatnya, kondisi mentalnya semakin memburuk dan kesehatannya juga mulai memburuk. Pada 1820, Napoleon berada dalam kondisi yang sangat serius, menderita sakit perut, mual, demam, sembelit, dan diare.

Napoleon tahu bahwa akhir hidupnya sudah dekat, dan pada April 1821 dia memutuskan untuk mendikte wasiatnya, menuduh Inggris menyebabkan kematiannya dan memerintahkan penguburannya di "tepi Sungai Seine" di Prancis.

Napoleon bimbang antara hidup dan mati selama berminggu-minggu. Kesehatannya memburuk pada 5 Mei 1821. "Dia sangat kesakitan. Dia mengucapkan beberapa kata yang tidak bisa dibedakan yang tampaknya tentang tentara," ujar Jenderal Prancis Henri Bertrand, salah satu komandan tentara Napoleon, mengenang. 

Napoleon Bonaparte meninggal pada hari yang sama saat usianya menginjak 51 tahun. Sekelompok dokter kemudian mengaitkan kematiannya dengan kanker perut. Namun, perdebatan tentang penyebab kematian tidak berhenti sampai di sini karena muncul kontroversi pascakematiannya terkait apa yang menyebabkannya meninggal. 

Pertama, Inggris dan Prancis tidak sampai pada titik temu soal autopsi Napoleon. Beberapa dokter yang memeriksa tubuhnya mengakui bahwa dia meninggal karena kanker perut. Ini masuk akal sebab kakek, ayah, saudara laki-laki, dan tiga saudara perempuan Napoleon semuanya meninggal karena kanker perut juga. 

Namun, salah satu dokter Napoleon, Francesco Antomarchi, menolak untuk menandatangani laporan autopsi, yang menimbulkan beberapa pertanyaan. Setelah melihat lebih dekat pada mayat Napoleon, Antomarchi melihat bahwa livernya membesar. 

Akan tetapi, ada tuduhan bahwa pihak Inggris tidak mau menunjukkan hal ini dalam laporan autopsi sehingga dia tidak akan dikatakan memiliki riwayat penyakit pada livernya, di mana pihak Inggris mengirimnya ke pengasingan tanpa pengobatan. Karena itu, catatan Francesco Antomarchi tentang pembesaran liver Napoleon dihilangkan dari laporan tersebut.  

Selain itu, dokter Inggris mengecualikan pengamatan Antomarchi...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement