Kamis 27 May 2021 15:58 WIB

Hamas Sambut Dana Bantuan Rekonstruksi Gaza

Hamas menyatakan tidak akan mengambil sepeser pun uang tersebut.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemandangan udara dari bangunan yang hancur setelah dihantam minggu lalu oleh serangan udara Israel, di Kota Gaza, Sabtu, 22 Mei 2021.
Foto: AP/Khalil Hamra
Pemandangan udara dari bangunan yang hancur setelah dihantam minggu lalu oleh serangan udara Israel, di Kota Gaza, Sabtu, 22 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kelompok Hamas menyambut aliran dana bantuan internasional untuk pembangunan kembali Jalur Gaza. Mereka menyatakan tidak akan mengambil sepeser pun uang tersebut.

"Kami menyambut baik upaya internasional atau Arab untuk membangun kembali Jalur Gaza. Saya menegaskan komitmen kami untuk tidak mengambil satu sen pun yang dimaksudkan untuk rekonstruksi dan upaya kemanusiaan. Kami tidak pernah mengambil satu sen pun di masa lalu,” kata kepala sayap politik Hamas di Gaza Yahya Sinwar pada Rabu (26/5), dikutip laman Aljazirah.

Baca Juga

Dia menjanjikan dana bantuan internasional tersebut bakal didistribusikan secara transparan dan tidak memihak. Pernyataan Sinwar muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan AS akan mengucurkan dana bantuan untuk proses pembangunan kembali di Gaza. Namun Blinken menyebut dana tersebut tak boleh menguntungkan Hamas.

Sinwar menilai, pernyataan Blinken bertujuan memperlebar kesenjangan antara Hamas dan Otoritas Palestina. Namun dia menegaskan, komentar Blinken tidak akan berpengaruh pada hubungan antara faksi-faksi Palestina. “Kami tidak akan pernah jatuh untuk trik ini dan menyerang satu sama lain,” ujar Sinwar.

Selain AS, pada Rabu lalu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab juga telah mengumumkan akan menyalurkan dana bantuan senilai 4,5 juta dolar AS. Dana tersebut bakal diberikan kepada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Pada Selasa (25/5), Komisi Eropa mengatakan Uni Eropa akan meningkatkan bantuan kemanusiaannya ke Palestina sebesar delapan juta euro.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement