REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyuarakan penarikan pasukan Eritrea dan Amhara dari wilayah Tigray, Ethiopia, Rabu (26/5) waktu setempat. Biden juga menekankan bahwa akses kemanusiaan harus diberikan segera untuk menghindari kelaparan yang meluas di daerah yang dilanda konflik tersebut.
"Pihak yang berperang di wilayah Tigray harus mendeklarasikan dan mematuhi gencatan senjata dan pasukan Eritrea dan Amhara harus mundur," ujar Biden dalam sebuah pernyataan.
Presiden menekankan, pasukan Ethiopia dan Eritrea harus mengizinkan akses kemanusiaan segera tanpa hambatan ke wilayah itu untuk mencegah kelaparan yang meluas. Ribuan orang tewas dan sekitar dua juta orang mengungsi dari rumah mereka di Tigray setelah konflik meletus antara Front Pembebasan Rakyat Tigray dan militer Ethiopia November lalu.
Pasukan dari wilayah tetangga Amhara dan negara Eritrea memasuki perang untuk mendukung pemerintah. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan 91 persen dari populasi wilayah Tigray yang berjumlah hampir enam juta membutuhkan bantuan.
Kepala bantuan PBB Mark Lowcock dalam sebuah pernyataan mendesak Dewan Keamanan PBB dan negara-negara lain untuk mengambil langkah apa pun yang mungkin untuk mencegah terjadinya kelaparan. "Jelas bahwa orang-orang yang tinggal di wilayah Tigray sekarang menghadapi kerawanan pangan yang meningkat secara signifikan sebagai akibat konflik dan bahwa pihak-pihak yang berkonflik membatasi akses ke makanan," kata Lowcock kepada dewan yang beranggotakan 15 orang itu dalam catatan tersebut
"Ada risiko kelaparan yang serius jika bantuan tidak ditingkatkan dalam dua bulan ke depan," ujarnya menambahkan.
Biden juga mengatakan pelanggaran hak asasi manusia skala besar sedang terjadi di Tigray, termasuk kekerasan seksual yang meluas. Ethiopia mengatakan pekan lalu pihaknya telah mengadili tentara karena membunuh warga sipil dan pemerkosaan, meskipun catatan pengadilan belum dipublikasikan. Biden menerangkan Utusan Khusus AS untuk Tanduk Afrika Jeff Feltman akan kembali ke wilayah itu pekan depan.