REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO – Lebih dari 1.000 seniman dan budayawan Kanada telah menandatangani pernyataan untuk menjatuhkan sanksi militer dan ekonomi pada Israel dan mengakhiri kekerasannya terhadap warga Palestina. Selain mendukung gerakan Boikot Divestasi dan Sanksi (BDS), mereka juga meminta organisasi dan institusi seni Kanada untuk mengakhiri segala bentuk kolaborasi kegiatan seni dan budaya yang didanai dan disponsori Israel.
Salah seorang penyelenggara, Rehab Nazzal mengatakan dukungan gerakan BDS dimasukkan sebagai cara damai untuk menekan Israel agar mematuhi hukum internasional. “Tidak ada pertukaran ide yang bebas ketika penjajah menggunakan budaya dan seni sebagai propaganda untuk menutupi pendudukan militer, penjajahan, dan apartheid di Palestina,” kata Nazzal dilansir Middle East Eye, Jumat (28/5),
Dia mengamati tingkat dukungan untuk para pejuang Palestina dari para seniman Kanada meningkat. Mereka mulai menandatangani pernyataan itu sejak 21 Mei lalu yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Prancis.
“Saya belum pernah melihat dukungan seperti ini sebelumnya. Tanda tangan datang dari seluruh seniman Kanada. Mulai dari pembuat film sampai budayawan, semuanya menandatangani dukungan terhadap Palestina,” ujar dia.
Seniman Internasional berbasis di Ontario, Ron Brenner mengatakan, seniman kerap kali memiliki lebih banyak kebebasan untuk berbicara tentang masalah kontroversial karena sifat pekerjaannya. “Saya tidak takut mengatakan Palestina atau menggunakan Negara Palestina dalam pekerjaan saya. Saya tidak takut dimasukkan daftar hitam oleh pendukung negara apartheid Israel,” ujar dia.
Penulis dan Aktivis Kanada, Judy Rebick menyebut sebagai orang yang beragama Yahudi, dia selalu merasakan tanggung jawab khusus untuk berbicara menentang agresi Israel. “Sebagai seorang penulis, saya telah melakukan yang terbaik untuk mengungkap pendudukan militer Israel dan rasisme sistematis terhadap Palestina,” kata dia.
Selama pemboman, dua protes besar diadakan di Toronto yang menyebabkan ribuan orang turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina. Para seniman juga mengecam kebijakan Israel yang sedang berlangsung, seperti blokade darat dan laut yang diberlakukan oleh Israel sejak 2007.
Mereka menyoroti tingginya tingkat penahanan Palestina di Israel dan mengecam penggerebekan malam yang sering dilakukan untuk meneror warga sipil. Selain itu, mereka pun mengutuk aksi kekerasan yang dilakukan oleh polisi Israel terhadap warga Palestina di Israel. Ini termasuk hukuman mati tanpa pengadilan, penembakan, penyerangan, penangkapan, dan penandaan rumah warga Palestina mengungkapkan dekade diskriminasi sistemik terhadap penduduk asli Palestina.