REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Matthias Schmale, Direktur Badan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Tengah (UNRWA) di Gaza, meminta maaf karena mengatakan bahwa "dengan beberapa pengecualian, tentara Israel tidak menyerang sasaran sipil di Jalur Gaza yang diblokade".
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini membuat pernyataan tertulis tentang masalah ini yang menyampaikan bahwa Schmale meminta maaf kepada publik atas pernyataannya dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 Israel.
"Pernyataan terakhir yang saya buat di televisi Israel menyinggung dan melukai keluarga kerabat dan teman-temannya yang terbunuh atau terluka selama perang,” ucap Schmale meminta maaf.
Lazzarini mencatat serangan selama 11 hari itu menyebabkan banyak kematian dan kerusakan material di Gaza. Mengingat lebih dari 250 orang gugur dalam serangan itu, Lazzarini menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap yang terluka segera pulih.
Dia menambahkan bahwa UNRWA sangat prihatin dengan kehancuran di Gaza dan mengutuk keras serangan terhadap warga sipil dan properti sipil, yang merupakan pelanggaran hukum internasional.
"Tidak ada pembenaran untuk pembunuhan warga sipil. Di tempat yang padat penduduknya seperti Gaza, serangan apa pun akan menyebabkan kerusakan besar pada warga dan bangunan. Banyak orang tewas atau terluka parah akibat bom. Di antara lebih dari 60 anak gugur, setidaknya ada 19 sekolah di UNRWA. Seharusnya ini tidak terjadi,” ucap dia.
Setidaknya 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, gugur dan lebih dari 1.900 terluka dalam 11 hari serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Akibat tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza, 13 warga Israel juga tewas. Serangan tersebut baru berhenti pada Jumat di bawah perjanjian gencatan senjata yang diajukan Mesir.
* Aicha Sandoval Alaguna berkontribusi dalam berita ini.