REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani telah memecat gubernur bank sentral Abdolnaser Hemmati karena mencalonkan diri dalam pemilihan presiden yang akan digelar pada 18 Juni. Hemmati menerima keputusan bahwa dia harus melepaskan jabatannya sebagai gubernur bank sentral untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Dalam diskusi pada Sabtu (29/5) malam di aplikasi Clubhouse, Hemmati mengatakan Rouhani telah mengatakan kepadanya bahwa dia harus mundur sebagai gubernur bank sentral jika mencalonkan diri sebagai presiden. Pencalonan diri Hemmati dapat memengaruhi kebijakan moneter dan nilai tukar.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak mempermasalahkan keputusannya," ujar Hemmati.
Hemmati adalah seorang teknokrat yang ditunjuk sebagai gubernur bank sentral pada 2018. Dia adalah salah satu dari tujuh kandidat presiden. Dia juga merupakan salah satu dari sedikit tokoh moderat yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.
Media Iran mengidentifikasi beberapa kandidat yang mungkin menggantikan Hemmati di bank sentral. Kandidat itu di antaranya wakil gubernur bank sentral Akbar Komeijani dan Wakil Kepala Organisasi Anggaran dan Perencanaan Hamid Pourmohammadi. Bank sentral tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar atas pemecatan Hemmati tersebut.
Pemilihan presiden hanya akan berdampak terbatas pada keseluruhan lintasan politik dan diplomatik Iran. Karena, presiden terpilih akan bertugas untuk mengatur urusan sehari-hari. Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei menjalankan peradilan, pasukan keamanan, media, dan yayasan yang mengontrol sebagian besar ekonomi.
Presiden terpilih akan menggantikan Rouhani yang dua kali memenangkan suara telak melawan kandidat dari kelompok garis keras. Rouhani memenangkan pemilihan setelah berkampanye untuk membuka ekonomi Iran kepada dunia.
Di antara kandidat presiden yang disetujui adalah mantan negosiator nuklir Saeed Jalili, mantan komandan Pengawal Revolusi Mohsen Rezaee, dan kepala pengadilan garis keras Ebrahim Raisi. Dewan Penjaga melarang reformis dan konservatif terkemuka untuk mencalonkan diri sebagai presiden.