REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Ratusan pengungsi Palestina di Lebanon pada Minggu merayakan keberhasilan yang dicapai kelompok perlawanan Hamas dalam menghadapi serangan terbaru Israel di Jalur Gaza.
Dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Hamas di Ain al-Hilweh, kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon, dengan slogan "Palestina melawan dan menang", para pengungsi membawa bendera dan spanduk Hamas untuk mendukung pasukan perlawanan.
Berbicara kepada warga Palestina di Ain al-Hilweh melalui siaran langsung selama perayaan tersebut, kepala politik Hamas Ismail Haniyeh mengatakan Operasi Pedang al-Quds memungkinkan kelompok tersebut untuk membuat kemajuan seperti menentukan aturan keterlibatan.
"Ini persamaan baru yang tidak mereka perhitungkan dalam aturan konflik dengan penjajah. Mereka yakin bisa memisahkan dan membagi tanah dan rakyat seperti yang mereka inginkan," ujar Haniyeh.
Dia menambahkan bahwa operasi itu menimbulkan keraguan atas keyakinan tersebut dan menjadikan seluruh geografi Palestina sebagai pusat cahaya misil dan api revolusi.
Faksi perlawanan Palestina di Jalur Gaza mengumumkan peluncuran Operasi Pedang al-Quds pada awal Mei karena dengan Israel ketegangan terus meningkat.
Gencatan senjata atas mediasi Mesir yang berlaku sejak dini hari tanggal 21 Mei mengakhiri serangan Israel selama 11 hari di Jalur Gaza.
Serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat menggugurkan sedikitnya 289 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dan meninggalkan jejak kehancuran. Pusat kesehatan dan kantor media serta sekolah menjadi sasaran serangan. Kepala Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengatakan bahwa serangan udara Israel di Gaza bisa menjadi kejahatan perang.