REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Duta besar China untuk Malaysia Ouyang Yujing mengatakan negaranya sangat mementingkan hubungan Malaysia di kawasan.
Yujing mengatakan hal itu ditunjukan dengan pertemuan Presiden Xi Jinping dengan para pemimpin Malaysia yang dilakukan berkali-kali. Yujing mengatakan Perdana Menteri China Li Kegiang dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengadakan video conference beberapa hari lalu dan mencapai konsensus tentang berbagai masalah yang menjadi perhatian bersama baik di tingkat regional dan internasional.
“Dalam memerangi pandemi Covid-19, China menganggap Malaysia sebagai prioritas dalam masalah vaksin dan telah bekerja sama secara komprehensif dalam pengadaan vaksin, penelitian dan pengembangan serta produksi,” ucap Yujing dalam artikelnya di The Star pada Senin (31/5).
Pada 2020, kata Yujing, volume perdagangan bilateral dan investasi China di sektor manufaktur Malaysia masing-masing tumbuh sebesar 4,2 persen dan 10,3 persen, sementara ekspor Malaysia ke China mengalami penurunan. China, kata Yujing, tetap menjadi mitra dagang terbesar Malaysia selama 12 tahun berturut-turut dan sumber investasi asing langsung terbesar di sektor manufaktur Malaysia selama lima tahun berturut-turut.
Dubes juga menyampaikan beberapa saran di era pascapandemi bagi kedua negara untuk meningkatkan hubungan, termasuk dalam meningkatkan kerja sama melawan pandemi.
"Kita harus mempromosikan kerja sama di bidang perawatan kesehatan, obat-obatan, penelitian dan pengambangan vaksin, serta bidang lain untuk mencapai kemenangan melawan virus dan pemulihan ekonomi,” kata Yujing. yang cepat.
Kedua, China dan Malaysia harus memperkuat sinergi dalam strategi pembangunan dan terus memajukan kerja sama dalam proyek-proyek besar.
“Kita harus memelihara area pertumbuhan baru untuk kerja sama ekonomi digital dan memanfaatkan potensi kerja sama di berbagai bidang seperti 5G, big data, kecerdasan buatan, smart city, dan e-commerce lintas batas untuk mendorong pertumbuhan baru,” kata Yujing.