REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM--Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya untuk memblokir media sosial selama serangan di Gaza. Hal ini dilakukan setelah warga Palestina berkebangsaan Israel mengadakan protes terhadap serangan Israel di Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.
Dilansir Middle East Monitor, Selasa (1/6), media Israel melaporkan Netanyahu berusaha memblokir media sosial selama serangan di Gaza pada 10-21 Mei. Para pejabat mengatakan Netanyahu merekomendasikan pemblokiran media sosial dua kali, tetapi sarannya ditolak Jaksa Agung Israel Avichai Mandelblit dan pejabat keamanan.
Menurut laporan itu, Netanyahu mungkin membuat rekomendasi untuk mencegah kemungkinan kerusuhan. Dia mengklaim orang Israel keturunan Palestina mengatur aksi protes melalui platform media sosial TikTok.
Namun, Walla News mengatakan Netanyahu tidak merekomendasikan pemblokiran media sosial. Tetapi Netanyahu mendukung rencana yang ditawarkan pejabat keamanan.
Setidaknya 255 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, dan lebih dari 1.900 lainnya terluka dalam 11 hari serangan udara Israel di Jalur Gaza. Serangan Israel di Tepi Barat juga menewaskan sedikitnya 34 warga Palestina sejak 13 April.
Israel dan Palestina sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada 21 Mei. Gencatan senjata itu dijembatani Mesir. Secara tradisional Mesir memainkan peran kunci dalam memadamkan pertempuran di Gaza. Mesir memiliki perjanjian perdamaian dan hubungan diplomatik dengan Israel. Mesir juga memelihara kontak dengan Hamas.