Selasa 01 Jun 2021 12:23 WIB

WHO Ubah Nama Varian Baru Covid dengan Huruf Yunani

Varian Covid-19 telah diberi huruf Alpha, Beta, Gamma, Delta.

Rep: Rizky Jaramaya/Lintar Satria Zulfikar/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi virus corona. WHO akan mengubah nama varian baru virus corona dengan huruf alfabet Yunani.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona. WHO akan mengubah nama varian baru virus corona dengan huruf alfabet Yunani.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengubah nama varian baru virus corona dengan huruf alfabet Yunani. Pengubahan untuk menghindari laporan yang salah dan menstigmatisasi negara tempat mereka pertama kali terdeteksi.

“Meskipun mereka memiliki kelebihan, nama ilmiah ini bisa sulit untuk diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan. Akibatnya, orang sering menggunakan varian panggilan berdasarkan tempat terdeteksi, yaitu menstigmatisasi dan diskriminatif," ujar pernyataan WHO, dilansir Aljazirah, Selasa (1/6).

Baca Juga

Keempat varian virus corona yang dianggap menjadi perhatian WHO, dan dikenal secara umum oleh masyarakat sebagai varian Inggris, Afrika Selatan, Brasil dan India. Kini varian virus itu telah diberi huruf Alpha, Beta, Gamma, Delta sesuai urutan pendeteksiannya.

“Label tidak menggantikan nama ilmiah yang ada, yang menyampaikan informasi ilmiah penting dan akan terus digunakan dalam penelitian. Label ini akan membantu diskusi publik tentang VOC/VOI karena sistem penomoran mungkin sulit diikuti," ujar Pemimpin Teknis WHO Maria Van Kerkhove.

WHO mendorong media dan otoritas nasional untuk mengadopsi label baru. Bakteriolog Mark Pallen yang terlibat dalam proses penamaan varian baru Covid-19 mengatakan, pilihan alfabet Yunani muncul setelah pertimbangan selama beberapa bulan. Sebelum memilih alfabet Yunani, muncul gagasan lain untuk menyebut varian baru virus corona sebagai VOC1, VOC2, dan seterusnya. Namun penggunaan nama ini dibatalkan setelah ditemukan bahwa kata-kata itu menyerupai umpatan dalam bahasa Inggris.

Secara historis, virus sering dikaitkan dengan lokasi dari mana mereka  muncul seperti Ebola yang dinamai dari nama sungai Kongo. Tapi ini bisa merusak tempat dan seringkali tidak akurat seperti pandemi "flu Spanyol" pada 1918 yang asal-usulnya tidak diketahui.

Sebelum ditetapkan penamaan baru terhadap varian virus corona, beberapa ilmuwan telah mengadopsi nomenklatur yang dibuat oleh mereka sendiri dengan menggunakan nama burung. Namun, hal itu dikritik dengan alasan bisa membahayakan burung dan ibu dari seorang gadis bernama Robin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement