Selasa 01 Jun 2021 14:38 WIB

Cerita Erick Thohir Jualan Biji Karet Saat SD

Erick mengaku rindu pada masa kecil dulu yang sudah jauh berbeda dengan kondisi kini

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, dikenal sebagai seorang pebisnis ulung jauh sebelum namanya dikenal sebagai seorang Menteri BUMN. (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, dikenal sebagai seorang pebisnis ulung jauh sebelum namanya dikenal sebagai seorang Menteri BUMN. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, dikenal sebagai seorang pebisnis ulung jauh sebelum namanya dikenal sebagai seorang Menteri BUMN. Kepiawaian Erick mengelola bisnis tak lepas dari masa lalunya yang telah mencoba belajar berdagang sejak masih kanak-kanak. Erick bersama tiga temannya pernah berjualan biji karet di sekolah saat masih menginjak bangku sekolah dasar (SD).

"Tetangga ada yang punya toko buku, rumahnya di depan Pasar Tebet Timur. Kita main biji karet hingga ikan Cupang, tiba-tiba ada bapak-bapak yang jualan biji karet," ujar Erick saat podcast bersama Deddy Corbuzier yang ditayangkan pada Selasa (1/6).

Baca Juga

Erick mengajak teman-temannya memecahkan celengan masing-masing untuk membeli seluruh biji karet yang dijual. Pertimbangan Erick, dengan jumlah biji karet yang banyak, dia dan teman-temannya bisa bermain adu biji karet sepuasnya hingga seminggu.

"Kita pecahin celengan, kumpulin uangnya. Kita main terus setiap hari. Hari keempat atau kelima, tangan pada sakit dan bosan juga," ucap Erick.

Erick pun kembali mengajak teman-temannya untuk berjualan di SD. Hasil dari jualan biji karet digunakan untuk ditabung dan juga membeli siomay.

"Intinya laku lah, sebagian kita masukin celengan lagi, sisanya kita beli siomay, namanya juga anak-anak," kata Erick.

Erick mengaku rindu pada masa-masa kecil dulu yang sudah jauh berbeda dengan kondisi saat ini. Erick menyebut permainan zaman dulu yang mendorong adanya interaksi sosial mulai terkikis oleh perkembangan zaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement