REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan negaranya siap mendiskusikan isu hak asasi manusia (HAM) dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan setelah Presiden AS Joe Biden menyebut hendak menekan Presiden Rusia Vladimir Putin soal HAM.
“Kami siap untuk berbicara, kami tidak memiliki topik yang tabu. Kami akan mendiskusikan apa pun yang kami anggap perlu. Kami akan siap menjawab pertanyaan yang akan diajukan pihak Amerika. Ini juga berlaku untuk HAM,” kata Lavrov pada Senin (31/5), dilaporkan RT.
Lavrov mengungkapkan negaranya pun siap mendiskusikan isu HAM di AS. “Misalnya, kami dengan penuh minat mengikuti penganiayaan terhadap orang-orang yang dituduh melakukan kerusuhan pada 6 Januari tahun ini (di Washington). Di sana banyak hal yang sangat menarik terjadi dari sudut pandang hak-hak oposisi dan melindungi hak-hak tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya Biden mengatakan dia akan menekan Putin untuk menghormati HAM. Mereka dijadwalkan bertemu di Jenewa, Swiss, pada pertengahan Juni mendatang. "Saya bertemu dengan Presiden Putin dalam beberapa minggu di Jenewa untuk menjelaskan bahwa kami tidak akan, kami tidak akan diam dan membiarkan dia menyalahgunakan hak-hak itu,” kata Biden dalam pidatonya pada Ahad (30/5).
Dalam keterangannya, Gedung Putih mengungkapkan, Biden dan Putin akan membahas berbagi isu. Tujuannya adalah memulihkan stabilitas dalam hubungan Washington-Moskow. Biden diagendakan menghadiri KTT G7 di Cornwall, Inggris, pada 11-13 Juni. Setelah itu, dia bakal bertolak ke Brussels, Belgia, untuk bertemu para pemimpin Uni Eropa dan berpartisipasi dalam pertemuan puncak NATO.