REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar menyatakan kesiapannya memainkan peran mediasi antara kekuatan regional untuk mencapai perdamaian dan stabilitas.
"Qatar terbuka untuk mediasi ketika ditanya, karena keyakinan akan pentingnya upaya mediasi untuk perdamaian dan stabilitas internasional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lolwah Al-Khater dalam wawancara dengan kantor berita Rusia Sputnik.
Al-Khater menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan Doha menjadi penengah antara gerakan perlawanan Palestina Hamas dan AS.
Mengenai kemungkinan mediasi antara rival regional Iran dan Arab Saudi, Al-Khater mengatakan masalah tersebut belum diangkat, tetapi Qatar menyambut baik kemungkinan tersebut. Dia juga menekankan pentingnya dialog dengan Iran untuk hidup berdampingan secara damai di kawasan dengan memperhitungkan kekhawatiran negara-negara Teluk dan Arab.
Al-Khater mengatakan bahwa undangan Qatar kepada Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi untuk mengunjungi Doha masih terbuka.
Ditanya tentang hubungan Turki-Mesir, Al-Khater mengatakan Qatar menyambut baik dialog yang jujur, konstruktif dan efektif dalam menyelesaikan masalah yang luar biasa. Dia juga meminta para pemain internasional untuk meninjau kembali dukungan tanpa syarat mereka untuk Israel.
Qatar baru-baru ini menjanjikan bantuan rekonstruksi sebesar USD500 juta untuk Gaza, menyusul serangan destruktif dalam pertempuran terbaru antara Israel dan Hamas yang dihentikan di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir pada 21 Mei.