REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sekitar 400 ribu orang di Israel saat ini tidak memiliki pekerjaan karena pembatasan yang diterapkan terkait virus corona. Hal ini diungkapkan dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (CBS) Israel, Selasa (1/6).
CBS melaporkan pada paruh pertama Mei 2021, sebanyak 398.600 orang tidak bekerja karena pemecatan atau penutupan tempat kerja yang dimulai Maret 2020. Sedangkan para pekerja kontrak tidak pergi ke tempat kerja mereka, karena alasan yang berkaitan dengan pandemi virus corona. Pekerja kontrak berjumlah 9,6 persen dari angkatan kerja Israel.
"Sekitar 267.500 orang untuk sementara tidak masuk kerja sepanjang pekan karena alasan yang berkaitan dengan pandemi virus corona," ujar pernyataan CBS dilansir Middle East Monitor, Rabu (2/6).
Secara total, lima persen atau 198.600 orang dari angkatan kerja Israel menganggur. Jumlah tersebut cenderung menurun dibandingkan pada April ketika angkanya mencapai 218.700 atau sebesar 5,3 persen.
Arab48 melaporkan Direktur Jenderal National Insurance Institute Meir Spiegler mengatakan, puluhan ribu karyawan menghadapi kesulitan untuk kembali bekerja karena penutupan industri pariwisata dan penerbangan.