Jika kamu memiliki minat pada UFO (benda terbang tak dikenal) dan selalu bertanya-tanya apa sebenarnya yang diketahui oleh pemerintah AS dan dinas intelijen tentang UFO? Maka, Juni ini mungkin menjadi bulan yang menarik bagimu.
Satuan Tugas Fenomena Udara Tak Dikenal (Unidentified Aerial Phenomena/UAP), sebuah kelompok di dalam Departemen Pertahanan AS (Department of Defense/DOD), akan mempresentasikan laporan yang tidak dirahasiakan kepada Kongres pada bulan ini, tentang pengetahuan apa yang telah dikumpulkan pejabat Pentagon mengenai UAP dan bagaimana mereka menangani data yang berhasil mereka kumpulkan.
Dan publik akan mendengar semua tentang itu, meskipun kemungkinan ada jeda antara presentasi di Kongres dan saat merilis laporan lengkap ke publik. Laporan tidak berisi soal percakapan diam-diam di situs militer rahasia, yang diyakini para penganut teori konspirasi telah terjadi sejak UFO konon jatuh di Roswell, New Mexico, pada musim panas 1947, melainkan laporan langsung.
Bukti terdokumentasi yang dikumpulkan oleh militer
Avi Loeb, profesor sains di Universitas Harvard dan Direktur Institut Teori dan Komputasi di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, mengatakan kepada DW apa yang membuat ini menjadi peristiwa penting.
"Laporan baru ini berbeda dari diskusi sebelumnya tentang Benda Terbang Tak Dikenal (UFO) atau Fenomena Udara Tak Dikenal (UAP) karena melibatkan bukti terdokumentasi yang dikumpulkan oleh personel militer berdasarkan deteksi oleh beberapa instrumen (radar, kamera inframerah, kamera optik)," tulis Loeb lewat email.
Laporan bisa jadi menunjukkan tentang "kemungkinan keberadaan objek yang beroperasi dengan cara yang tidak dapat dijelaskan oleh teknologi yang kita miliki."
Sebanyak 95% kasus dapat dijelaskan
Jajak pendapat Gallup dari 2019 menunjukkan, sepertiga orang dewasa AS percaya bahwa setidaknya dalam beberapa kasus, penampakan UFO melibatkan pesawat luar angkasa alien yang sebenarnya. Hans-Werner Peiniger seorang peneliti UFO asal Jerman menjadi tertarik pada benda terbang tak dikenal itu pada usia 15 tahun dan telah menelitinya selama hampir 50 tahun.
Peiniger yang ketua Perhimpunan untuk Penelitian Fenomena UFO (GEP) di Jerman itu mengatakan, sebagian besar penampakan, bagaimanapun, memiliki penjelasan alami atau buatan manusia.
"Sejak 1972, kami telah melihat sekitar 4.500 penampakan" berdasarkan laporan para saksi kepada GEP, kata Peiniger kepada DW. "Hanya ada sekitar 5% yang tidak dapat kami temukan penjelasannya."
Sisanya, kata Peiniger, penampakan itu seringkali berupa balon helium seperti yang biasanya ada di pameran, serangga yang terlihat seperti piring terbang di foto, fenomena cuaca atau satelit. Adapun 5% lainnya: "Mungkin itu fenomena alam yang belum bisa kami jelaskan."
Mengapa laporannya baru muncul?
Laporan terperinci dari Satgas UAP merupakan pertanggungjawaban terkait persyaratan dalam paket pengeluaran $ 2,3 miliar (Rp 32 triliun) yang disahkan Kongres pada Desember 2020. Undang-undang tersebut menetapkan, dalam waktu enam bulan Departemen Pertahanan dan Kantor Direktur Nasional Intelijen harus menyajikan "analisis rinci data fenomena udara tak dikenal dan data intelijen."
Partai Demokrat dan Partai Republik senada meminta laporan tentang benda terbang tak dikenal, topik yang digemari oleh penyuka film sci-fi, ahli teori konspirasi dan alien.
Pada April 2020, DOD secara resmi merilis tiga video yang diambil oleh pilot Angkatan Laut yang telah bocor bertahun-tahun sebelumnya. Rekaman menunjukkan benda-benda mendesing di langit dengan cara yang cukup aneh untuk menarik perhatian pilot.
DOD mengonfirmasi keaslian video setelah bertahun-tahun penggemar UFO menganalisis setiap detik dari rekaman online, "untuk meluruskan kesalahpahaman publik tentang apakah rekaman yang telah beredar itu nyata atau tidak,” menurut siaran pers Pentagon.
"Fenomena udara yang diamati dalam video tetap dicirikan sebagai benda yang 'tidak teridentifikasi.'"
Ahli skeptis bahwa penampakan UAP adalah pesawat alien
Kurang dari empat bulan kemudian Satgas dibentuk dan sekarang para penelitinya akan mempresentasikan temuan mereka ke Kongres. Profesor Harvard Loeb, yang awal tahun ini menerbitkan buku "Extraterrestrial: The First Sign of Intelligent Life Beyond Earth," mengatakan tindakan Angkatan Laut merilis kembali video lama tidaklah cukup, dan para pejabat harus secara aktif mencari bukti-buktinya sekarang.
"Daripada mendeklasifikasi dokumen yang mencerminkan ... teknologi lama yang digunakan oleh saksi tanpa keahlian ilmiah, akan jauh lebih baik untuk menggunakan alat perekam canggih ... di situs tempat laporan berasal, dan mencari sinyal yang tidak biasa," tulis Loeb dalam emailnya kepada DW.
Pakar UFO Jerman Peiniger mengatakan, setelah banyak kasus yang dia teliti, dia sangat skeptis bahwa setiap penampakan UAP adalah pesawat luar angkasa alien.
"Jika benar-benar ada intelijen luar angkasa yang datang mengunjungi kita, seharusnya ada beberapa kesamaan yang dimiliki UFO mereka," katanya, merujuk pada bentuk atau pola penerbangan yang diduga sebagai pesawat ruang angkasa misalnya. "Tapi kami tidak menemukan hal seperti itu dalam kasus yang kami selidiki."
"Saya tidak ingin mengesampingkannya sepenuhnya," kata Peiniger, "tetapi saya berasumsi bahwa saat ini kita tidak sedang dikunjungi oleh makhluk luar angkasa."
Penulis Carla Bleiker (pkp/as)