Jumat 04 Jun 2021 17:40 WIB

Gajah Berkeliling Kota di China, Buat Kerusakan Miliaran

Gajah telah berjalan sejauh 400 km.

Gajah (ilustrasi)
Foto: VOA
Gajah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan di media-media, termasuk media sosial, menyebutkan 15 gajah termasuk tiga anaknya berjalan-jalan dari kota ke kota di China tanpa tujuan jelas. Gajah-gajah itu menimbulkan kerusakan miliaran rupiah.

Gajah Asia adalah binatang asli di provinsi Yunnan yang terletak di sebelah barat China. Sekelompok binatang itu bergerak ke arah utara tahun ini dan menciptakan banyak kerusakan di lahan pertanian dan kawasan yang dilewati kawanan gajah.

Baca Juga

Rekaman kamera CCTV di desa-desa memperlihatkan kawanan itu bergerak di jalan-jalan. Gajah merobohkan pepohonan dan menurut sebuah media lokal juga merusak sebuah pabrik minuman beralkohol.

Pergerakan kawanan gajah ini sudah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga dalam diskusi online.

Siaran secara langsung juga dilakukan guna mengikuti pergerakan mereka, diantaranya menggunakan drone yang memantau dari udara. Pergerakan kawanan gajah ini juga menjadi masalah bagi para petani di lokasi yang dilewati.

Media lokal di China melaporkan jumlah kerugian sudah melebihi lebih dari Rp 15 miliar. Yang juga belum diketahui adalah mengapa kawanan gajah tersebut bergerak dan dimana mereka akan berhenti.

"Susah untuk menjelaskan alasan pasti mengenai migrasi kawanan ini namun kalau berbicara dalam kerangka lebih besar, tantangan terbesar bagi gajah Asia di Yunnan adalah hilangnya habitat mereka," kata Pan Wenjing, Manajer Proyek Hutan dan Kelautan dari lembaga Greenpeace. 

Tersesat 'mabuk' dan kelaparan?

Beberapa media melaporkan gajah betina yang memimpin kawanan ini mungkin tersesat dan karenanya membuat mereka bergerak tidak menentu. Gajah-gajah ini biasanya bermukim di kawasan hutan tropis terbesar di China, yaitu di kawasan hutan lindung Xishuangbanna yang berbatasan dengan Laos dan Myanmar. 

Para penggiat lingkungan memperkirakan sekitar 270 dari 300 gajah Asia di Yunnan berada di taman nasional, yang juga menjadi pusat kunjungan wisatawan.

Kawanan ini memulai pergerakan mereka ke arah utara sejak setahun lalu, kemudian berdiam di sebuah kawasan, sebelum kemudian bergerak lebih ke utara lagi tahun ini. Sejauh ini kawanan tersebut sudah melakukan pergerakan lebih dari 400 kilometer.

Sebuah laporan media mengatakan kawanan gajah tersebut awalnya berjumlah 17 ekor, tetapi dua diantaranya kemudian "mabuk" dan tertinggal dari yang lain, sebelum akhirnya kembali ke habitat aslinya.

Teori "gajah mabuk" tampaknya berasal dari sebuah artikel di media pemerintah yang mengatakan kawanan tersebut tampak berada di dekat sebuah pabrik minuman alkohol.

"Bila gajah ditemukan menenggak alkohol, bisa saja karena baunya sama seperti buah-buahan yang sudah busuk," kata  Zhang Jinshuo seorang pakar masalah hewan di Lembaga Ilmu Pengetahuan China, seperti dikutip oleh media China Youth Daily. 

Di satu titik kawanan gajah ini bergerak melewati sebuah kota yang hanya berjarak 50 kilometer dari ibu kota provinsi Yunnan, Kunming, yang memiliki penduduk sekitar 6 juta orang.

Kantor berita China Xinhua mengatakan "tindakan berhati-hati" sudah diterapkan untuk menghindari konflik antara manusia dengan kawanan gajah tersebut.

Ini bukanlah kali pertama kawanan gajah memasuki wilayah pemukiman manusia di China. Media China melaporkan belasan orang di Yunnan tewas karena gajah di tahun 2019.

sumber : ABC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement