REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengumumkan rencana untuk membagikan surplus 25 juta dosis vaksin Covid-19 kepada dunia. Biden menegaskan, pembagian surplus vaksin bukan agenda politik.
“Kami membagikan vaksin ini untuk menyelamatkan nyawa dan memimpin dunia dalam mengakhiri pandemi, dengan kekuatan teladan kami dan dengan nilai-nilai kami," kata Biden, dilansir . Jumat (4/6).
Gedung Putih mengatakan, dari surplus 25 juta dosis vaksin sekitar 19 juta akan masuk ke program Covax. Sementara 25 persen sisanya akan disimpan oleh AS sebagai cadangan untuk keadaan darurat. Selain itu, AS juga akan membagikan vaksin tersebut secara langsung dengan sekutu dan mitra.
“Selama pandemi ini berkecamuk di mana saja di dunia, rakyat Amerika akan tetap rentan. Dan Amerika Serikat berkomitmen untuk membawa urgensi yang sama pada upaya vaksinasi internasional yang telah kami tunjukkan di dalam negeri," ujar Biden.
Melalui program Covax, sekitar enam juta vaksin dialokasikan untuk Amerika Latin dan Karibia, tujuh juta untuk Asia, dan lima juta untuk Afrika. Dosis tersebut menandai peningkatan substansial terhadap program Covax yang masih berjalan lambat. Hingga saat ini Covax telah membagikan 76 juta dosis vaksin kepada negara-negara yang membutuhkan.
Gedung Putih mengatakan enam juta dosis akan didistribusikan ke Meksiko, Kanada, dan Korea Selatan. Vaksin juga akan dibagikan ke Tepi Barat dan Gaza, Ukraina, Kosovo, Haiti, Georgia, Mesir, Yordania, Irak, dan Yaman, serta untuk pekerja garis depan PBB.
Dalam sebuah cicitan di Twitter pada hari Kamis, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan bahwa dalam panggilan telepon, Wakil Presiden Kamala Harris berjanji bahwa AS akan mengirimkan 1 juta vaksin Johnson & Johnson dosis tunggal ke Meksiko. Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan pengiriman itu diharapkan minggu depan.