REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA — Pemerintah Nigeria melarang Twitter untuk batas waktu yang tidak ditentukan pada Jumat (4/6). Hal ini dilakukan setelah perusahaan media sosial asal Amerika Serikat (AS) itu menghapus cicitan dari akun Presiden Muhammadu Buhari.
Menteri Informasi dan Kebudayaan Nigeria Alhaji Lai Mohammed mengatakan alasan utama penutupan Twitter adalah penggunaan platform media sosial yang terus menerus dapat merusak keberadaan banyak perusahaan di negara Afrika itu. Pernyataan ini tidak menyebut penghapusan cicitan Buhari sebagai salah satu penyebab keputusan.
Sebelumnya, Buhari menulis cicitan yang dilaporkan mengancam orang-orang dari tenggara. Ia menuding bahwa mereka melakukans erangan terhadap infrastruktur publik.
“Banyak dari mereka (orang Tenggara) yang berperilaku buruk terlalu muda untuk menyadati kehancuran dan hilangnya nyara yang terjadi selama perang saudara Nigeria,” ujar Buhari dalam cicictan di Twitter, seperti dilansir UPI, Sabtu (5/6).
Twitter kemudian menilai cictan dari Buhari tersebut bernada ofensif. Perusahaan mengatakan bahwa ini melanggar aturan media sosial tersebut, sehingga memutuskan untuk menghapusnya.
Mohammed mengkritik keputusan Twitter untuk menghapus cicitan Buhari. Ia juga menyebut bahwa perusahaan ini menggunakan standar ganda dalam hal tersebut.