REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki pada Jumat mengumumkan penemuan 135 miliar meter kubik gas alam baru di Laut Hitam. Hal itu disampaikan Recep Tayyip Erdogan selama upacara peletakan batu pertama Pelabuhan Filyos dan Fasilitas Pengoperasian Gas Alam di Laut Hitam, Provinsi Zonguldak.
"Kapal bor kami berhasil menemukan gas alam baru sebesar 135 miliar meter kubik di sumur Amasra-1, Sakarya," katanya.
Erdogan mencatat bahwa total penemuan gas alam Turki di Laut Hitam telah mencapai 540 miliar meter kubik. "Aktivitas pengeboran di wilayah sumur Amasra-1 sedang berlangsung dan kami mengharapkan kabar baik baru dari area ini," ujar dia.
Presiden juga mengungkapkan rencananya untuk membawa gas alam dari laut ke darat dalam tiga tahap. Tahap pertama mencakup pembangunan sistem produksi gas alam di dasar laut. Sedangkan tahap kedua adalah peluncuran fasilitas yang akan memproses gas alam di darat dan mengolahnya agar siap untuk digunakan.
“Tahap ketiga adalah pembangunan jaringan pipa yang akan menghubungkan sistem di laut dengan fasilitas di darat,” jelas Erdogan.
Tahun lalu, kapal bor nasional pertama Turki Fatih menemukan 405 miliar meter kubik gas alam, yang merupakan penemuan terbesar sepanjang sejarah negara itu, sekaligus penemuan gas lepas pantai terbesar di seluruh dunia pada 2020 di sumur Tuna-1 yang terletak sekitar 170 kilometer di lepas pantai Zonguldak, Turki.
Setelah penemuan besar itu, Fatih mengebor sumur Turkali-1 dan Turkali-2, bersama dengan sumur Amasra-1. Produksi gas pertama dari Lapangan Gas Sakarya rencananya akan dimulai pada 2023.
Pipa sepanjang sekitar 155 kilometer akan dibangun dari bawah laut ke Filyos di Zonguldak, sebuah kota pelabuhan di Laut Hitam.
Sebagai negara yang bergantung pada impor, Turki mengimpor 48 miliar meter kubik gas alam tahun lalu, naik 6,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan data Otoritas Pengatur Pasar Energi Turki, produksi gas alam Turki mencapai 441 juta meter kubik pada 2020.