REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Infeksi jamur hitam mematikan, atau mucormycosis, yang pertama kali dilaporkan di India, telah terdeteksi setidaknya di empat negara lain.
Banyak kasus telah dilaporkan di negara-negara Amerika Selatan, seperti Cile dan Uruguay, dan negara-negara Timur Tengah, seperti Mesir dan Irak.
The Chilean Society of Infectiology mengatakan kasus di Cile sudah terdeteksi sejak awal pandemi tetapi frekuensinya meningkat dan kasus serius semakin sering muncul. Pihak berwenang di Uruguay juga mengonfirmasi kasus itu pada pasien berusia 50 tahun yang pulih dari Covid-19.
Mucormycosis adalah infeksi jamur langka yang terutama menyerang orang-orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, menyebabkan hilangnya penglihatan, dan beberapa pasien harus menjalani pengangkatan hidung dan tulang rahang.
Menurut All Indian Institute of Medical Sciences (AIIMS), pasien diabetes adalah yang paling berisiko tinggi. Selain mucormycosis, India saat ini sedang berjuang melawan gelombang kedua pandemi Covid-19, dengan jumlah kematian mencapai 340.000 jiwa.
“Bagaimanapun, masalah ini membutuhkan perhatian terbesar dari komunitas medis di tingkat nasional dengan dukungan sumber daya yang diperlukan untuk memantau kasus, memfasilitasi diagnosis dini, dan perawatan tepat waktu dari komplikasi serius ini,” tambah The Chilean Society of Infectiology.
Di Irak, otoritas kesehatan melaporkan lima kasus pertama mucormycosis, termasuk kematian pertamanya. Kasus-kasus itu dilaporkan di selatan Provinsi Dhi Qar. Menurut Middle East Monitor, pihak berwenang Mesir juga mulai merawat pasien dengan mucormycosis. Ehab Kamel, seorang pejabat Kementerian Kesehatan Mesir, mengungkapkan beberapa pasien "sudah pulih".