Ahad 06 Jun 2021 14:45 WIB

Ribuan Warga Tunisia Tuntut Ikhwanul Muslimin Hengkang

Warga Tunisia tuntut Ikhwanul Muslimin hengkang dari pemerintahan

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Warga Tunisia tuntut Ikhwanul Muslimin hengkang dari pemerintahan. Logo ikhwanul muslimin
Foto: tangkapan layar wikipedia.org
Warga Tunisia tuntut Ikhwanul Muslimin hengkang dari pemerintahan. Logo ikhwanul muslimin

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS—Ribuan warga Tunisia bersatu dalam protes yang menyerukan pembebasan parlemen dari kendali partai pro-Ikhwanul Muslimin, Ennahda. Aksi protes ini dipimpin Ketua Partai Pembebasan Destourian (Partai Konstitusi Bebas) Tunisia, melawan parlemen yang dipimpin Rached Ghannouchi, Ketua Partai Ennahda.

Polisi dikerahkan untuk mencegah para demonstran bergabung dalam aksi pawai dan protes. Mereka berkumpul di depan Gedung Parlemen di Bardo Square di Tunis, mengangkat slogan dan spanduk yang mencela kontrol Ghannouchi dan parlemennya. 

Baca Juga

“Oh Ghannouchi, kamu preman, kamu mempermainkan jiwa,” “Turunkan aturan pemimpin,” adalah beberapa slogan yang terlihat berdasarkan video dan foto yang tersebar di dunia maya.

Abir Moussi, Ketua Partai Konstitusi Bebas, menuduh Partai Ennahda memiliki hubungan dengan terorisme dan menyerukan penyelidikan terhadap partai tersebut. Dia juga menyerukan Ikhwanul Muslimin untuk ditetapkan sebagai organisasi teroris di Tunisia, sebuah petisi yang dia ajukan ke Parlemen Tunisia tahun lalu.

“Partai ini [Ennahda] ada di arena politik dan memasuki pemilu berdasarkan kekeliruan yang dipimpinnya, dan kekeliruan ini berarti bahwa partai ini menampilkan dirinya sebagai partai sipil, sebagai partai Tunisia, sebagai partai yang tidak ada hubungan dengannya. Ikhwanul Muslimin, dan semua organisasi yang terkait dengannya,” kata Moussi kepada Al Arabiya tahun lalu.

Ikhwanul Muslimin adalah gerakan terlarang di beberapa negara di kawasan itu dan telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh negara-negara seperti Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab.

Sumber: alarabiya  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement